SALATIGA, Harianmuria.com – Andi Fauzan, Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kota (Pemkot Salatiga) berhasil mengubah lahan kosong miliknya di lingkungan RT 1 RW 4 Kelurahan Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo menjadi kebun buah melon.
Kini kebun melon seluas 240 meter persegi ini sudah memasuki masa panen, dan oleh Andi dipasarkan dengan harga jual Rp25.000 per kilogram.
Kebun budi daya melon yang belum berjalan satu tahun ini menarik perhatian publik. Pada Sabtu dan Minggu kebun tersebut ramai dikunjungi masyarakat. bahkan, kalangan pejabat seperti Wali Kota Salatiga Robby Hernawan dan Wakil Wali Kota Nina Agustin pun mengunjungi kebun tersebut
Andi mengatakan, kebun melon tersebut berawal dari niat memanfaatkan lahan kosong di dekat rumahnya. Semula lahan itu hendak dijadikan sebagai gudang ataupun kafe.
Namun, karena melihat lahan pertanian kian menyempit, alhasil ia memutuskan menjadikan lahan kosong itu areal pertanian dengan metode hidroponik.
“Budi daya melon merupakan ide istri saya. Lahan pertanian di Salatiga sudah sempit, akhirnya, jadilah lahan melon ini kami tanam dengan sistem hidroponik. Kami target, tanaman sebanyak 620 pohon ini, menghasilkan 9 kuintal,” terangnya, Minggu (4/5/2025).
Diungkapkan, membudidayakan tanaman buah melon jenis premium ini dapat dibilang relatif mudah. Hanya saja, melon membutuhkan suhu panas yang tinggi tetapi wilayah Salatiga cenderung daerah curah hujan.
Andi bercerita, untuk panen perdana ini membutuhkan waktu sekira empat bulan sejak masa tanam. Karena faktor cuaca, hasil panen kali ini kurang maksimal.
“Hujan itu membawa embun, itu bisa menyebabkan jamur karena lembap. Sehingga, menganggu pertumbuhan tanaman. Untuk sistem penjualan, sementara pakai pola wisata petik buah sekaligus edukasi,” ungkapnya.
Pemilik Noreenfarm Greenhouse itu menuturkan, selain mengusung konsep wisata petik buah, untuk promosi kepada calon konsumen ia juga memanfaatkan media sosial. Kepada pembeli ia membanderol buah melonnya Rp25 ribu per kilogram, lebih murah dibadning harga normal.
Andi menjelaskan, modal untuk menanam melon di lahan seluas 240 meter persegi itu berkisar Rp70 juta. Tanaman melon dapat dipanen paling cepat tiga bulan.
“Setahun, kami target dapat panen sebanyak empat kali. Untuk harga sekarang sifatnya masih promo, nanti kalau sudah banyak orang tahu kami pasang tarif normal Rp30.000 per kilogram,” ucapnya.
Seorang pengunjung Yesi mengatakan baru pertama kali menjumpai konsep wisata petik kebun melon di Kota Salatiga. Apalagi, dengan pilihan buah melon berkualitas premium yang dinilai juga memiliki manfaat edukasi.
“Ini cocok berwisata bersama keluarga, selain menyehatkan harganya terjangkau. Juga, ini ada sisi edukasi untuk anak-anak tentang pertanian modern,” katanya.
(ANGGA ROSA – Harianmuria.com)