DEMAK, Harianmuria.com – Banjir rob yang menggenangi jalur nasional Pantura Demak–Semarang, tepatnya di Kecamatan Sayung, Demak, ternyata tidak hanya membawa dampak negatif. Di balik kemacetan parah yang ditimbulkan, para pedagang asongan justru meraup berkah, karena dagangan mereka laris manis dibeli para sopir yang terjebak antrean panjang.
Hingga Kamis, 26 Juni 2025, banjir rob masih menggenangi jalur utama Pantura dengan ketinggian air mencapai 50 sentimeter. Akibatnya, arus lalu lintas terganggu dan kemacetan panjang tak terhindarkan.
Namun, situasi ini justru dimanfaatkan oleh para pedagang asongan yang berjualan di sekitar lokasi banjir. Mereka tidak lagi harus berkeliling untuk menjajakan dagangannya.
“Biasanya saya keliling, tapi sekarang cukup berdiri di median jalan. Dagangan saya laku terus karena banyak sopir yang butuh makan atau minum selama terjebak macet,” ujar Ardi, salah satu pedagang asongan.
Ardi mengaku omzetnya naik hampr dua kali lipat selama terjadi kemacetan di jalur Pantura tersebut. “Sekarang dalam sehari saya bisa untung sampai Rp70 ribu. Kalau di hari biasa paling cuma dapat Rp40 ribuan,” tuturnya.
Hal senada disampaikan pedagang lain, Sahril, yang merasa situasi ini menjadi ‘berkah tersembunyi’. Ia tidak perlu lagi berkeliling kompleks untuk menjual barang dagangannya karena semua pembeli datang sendiri – terjebak kemacetan akibat banjir rob.
“Dampak rob memang buruk bagi masyarakat, tapi bagi kami pedagang asongan, ini berkah. Dagangan saya selalu habis. Kalau dalam kondisi normal, penjualan tidak menentu,” ungkapnya.
Para sopir yang terjebak dalam antrean panjang pun merasa terbantu dengan kehadiran para pedagang asongan di jalur banjir rob.
“Kalau macet kayak gini kan susah cari warung untuk makan minum. Ada pedagang keliling gini sangat membantu, minimal buat ganjal perut,” ujar Abdul, seorang sopir truk yang terjebak macet di lokasi.
(BURHAN ASLAM – Harianmuria.com)