DEMAK, Harianmuria.com – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Demak beberapa waktu terakhir memicu luapan sejumlah sungai, mengakibatkan banjir di 10 desa yang tersebar di lima kecamatan pada Minggu (18/5/2025).
Sepuluh desa yang terdampak banjir adalah Desa Karangrejo, Kembangan, Krajanbogo, dan Gebangarum di Kecamatan Bonang; Desa Ploso di Kecamatan Karangtengah; Desa Sayung dan Kalisari di Kecamatan Sayung; Desa Trimulyo dan Sidoharjo di Kecamatan Guntur; serta Desa Mintreng di Kecamatan Kebonagung.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak Agus Musyafak melaporkan, banjir ini berdampak pada 2.903 Kartu Keluarga (KK) atau 11.662 jiwa.
“Selain itu, 153 rumah warga tergenang air, kemudian 2 perkantoran, 13 sekolah, lahan pertanian seluas kurang lebih 270 hektare, 15 tempat ibadah, 1 pasar tradisional, 7 pemakaman umum, dan 3 fasilitas kesehatan,” katanya dalam laporan resmi yang diterima Harian Muria, Senin (19/5/2025).
Banjir di Desa Karangrejo, Kembangan, Krajanbogo, dan Gebangarum Kecamatan Bonang disebabkan oleh jebolnya tanggul Sungai Tuntang di perbatasan Dukuh Pidodo dengan Desa Kembangan Kecamatan Bonang.
“Tanggul Sungai Dukuh Pidodo Desa Karangrejo jebol kurang lebih 10 meter. Akses menuju titik tanggul yang jebol dan akses jalan kampung di Desa Kembangan juga tidak dapat dilalui,” jelas Agus.
Sementara itu, banjir di Desa Ploso Kecamatan Karangtengah dipicu oleh curah hujan yang tinggi dan sistem drainase yang buruk. Agus menambahkan, warga yang mengungsi di Masjid Kauman Ploso bersifat fluktuatif, hanya digunakan untuk beristirahat pada malam hari dan kembali beraktivitas pada pagi harinya.
Kondisi serupa terjadi di Desa Sayung dan Kalisari, di mana hujan deras dan sistem drainase yang kurang baik menjadi penyebab utama banjir. Ketinggian air di Desa Sayung bervariasi antara 20 hingga 70 sentimeter (cm) akibat air hujan yang tidak dapat mengalir.
“Jalan utama Desa Kalisari menuju Genuk juga masih tergenang air setinggi 20-40 cm sepanjang 1,5 kilometer karena saluran air yang sudah penuh dan tidak dapat mengalir ke sungai,” ujar Agus.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak telah mengambil tindakan dengan mengerahkan pompa air di beberapa titik di Kecamatan Sayung untuk mempercepat surutnya banjir.
Agus menambahkan, kebutuhan mendesak saat ini meliputi pompa air, pembuatan sabuk desa, air minum, logistik, obat-obatan, perlengkapan bayi, selimut, serta normalisasi aliran sungai dan drainase.
(BURHAN ASLAM – Harianmuria.com)