BLORA, Harianmuria.com – Sejumlah desa di Kabupaten Blora terancam mengalami kekeringan. Setidaknya hingga awal Juli 2023, terdapat dua kecamatan yang sudah mengalami kesulitan mendapatkan air bersih yaitu di Kecamatan Jati dan Randublatung.
Sebanyak 9 desa di Kecamatan Jati, Kabupaten Blora terdata terancam kekeringan pada musim kemarau tahun 2023. Kesembilan desa tersebut yakni Gabusan, Pengkol, Jati, Doplang, Kepoh, Bangklean, Jegong, dan Gempol.
Camat Jati, Muhari, mengatakan wilayahnya menjadi langganan kekeringan setiap kali musim kemarau. Untuk memenuhi kebutuhan air, warga harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli air bersih yang banyak dijual menggunakan truk.
“Ini memang masalah klasik, tetapi menjadi persoalan serius bagi kami. Untuk meringankan beban warga, kami sudah melaporkan kekeringan ini ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan harapan akan ada bantuan air bersih,” paparnya.
Selain di Kecamatan Jati, kondisi serupa juga tengah dialami warga Kecamatan Randublatung. Salah satu wilayah yang sudah mengalami kekeringan yakni Dukuh Tlogo di Desa Plosorejo.
Kondisi ini juga diperparah dengan sumur milik warga yang mengering. Warga harus mengambil air dari belik (red, lubang bekas galian pasir) yang ada di dasar sungai yang sudah mengering untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari dan memberi minum ternak.
Seperti yang dialami oleh Suyanto (50). Ia mengaku sejak subuh sudah mulai melakukan aktivitas rutin mengambil air di belik. Bahkan, dalam sehari hanya mampu mengumpulkan 5 sampai 6 jerigen air, itu pun harus antri berjam-jam lamanya.
“Khususnya selama kemarau ini. Sudah 4 bulan lebih, puluhan warga saling bergantian menimba air. Setiap tahun kami terus mengalami kekeringan seperti ini,” tutupnya. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkarjateng.id)