PATI, Harianmuria.com – Meningkatnya harga kedelai impor saat ini menurut Anggota DPRD Pati Komisi B Narso sudah diprediksi sejak bulan November tahun 2021 yang lalu, Ia merujuk pada pemberitaan Bisnis. com yang menyatakan bahwa harga Crude Palm Oil (CPO) dunia yang tinggi sejak tahun lalu akan menggerek harga komoditas kedelai Indonesia pada tahun 2022.
“Jadi sebetulnya terkait dengan kenaikan harga kedelai inikan sudah ada peringatan jauh-jauh hari sebetulnya, karena CPO atau bahan minyak goreng yg dari sawit itu dan minyak kedelai itu bahan subtitusi jadi bisa saling menggantikan” ungkapnya saat dihubungi pada, (18/02).
Ia menyatakan kenaikan harga kedelai yang sudah ada peringatan sejak tahun lalu, seharusnya bisa diantisipasi dengan baik oleh pemerintah Indonesia, sehingga komoditas yang membutuhkan bahan baku kedelai seperti pengrajin tempe dan tahu tidak mengalami kesulitan sseperti saat sekarang ini.
“Cuman mungkin salah antisipasi atau apa, hingga akhirnya seperti ini jadi nya (Melonjaknya harga kedelai, tanpa adanya antisipasi dari Pemerintah) “
Dilansir dari Tempo. co, harga kedelai impor saat ini mencapai angka Rp. 12.000 rupiah perkilonya, padahal harga kedelai impor sebelumnya berada di kisaran Rp. 9500 sampai dengan Rp. 10.000 perkilogramnya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga berharap, jika kedepannya Indonesia harus bisa jadi pemasok utama komoditi kedelai dalam negeri, menurutnya ini merupakan solusi agar masyarakat Indonesia tidak terlalu bergantung dengan kedelai impor.
“Secara jangka panjang memang kita harapkan memang, untuk budidaya kedelai, ya secara ekonomis bisa masuk artinya kalau orang jawa bilang sumbut begitu ya utk budidaya kedelai di Indonesia ya jadi supaya kita bisa mandiri, tidak begitu tergantung dengan bahan impor” tandasnya.(Lingkar Network l Falaasifah l Harianmuria.com )