SEMARANG, Harianmuria.com – Longsor di Semarang tepatnya di wilayah Jangli, Kelurahan Karanganyar Gunung, Kecamatan Candisari, Kamis (20/3/2025) pagi, membuat akses jalan warga terputus. Beruntung dalam kejadian tersebut tak ada korban jiwa.
Salah seorang warga setempat Rokhimah mengatakan, tanda-tanda tanah akan longsor telah terjadi sejak Rabu (19/3/2025) malam, usai hujan mengguyur selama hampir seharian.
“Dari tadi malam itu sudah retak, baru saat sahur itu tanah mulai gerak, warga pada keluar, dan sekitar jam 06.30 tanah baru longsor,” jelasnya, Kamis (20/2025).
Rokhimah telah menghuni wilayah tersebut sejak kecil. Namun rumahnya menjadi berada di tepi jurang lantaran tergusur proyek tol Jatingaleh. Ia mengatakan hingga kini belum mendapat arahan dari pemerintah setempat untuk mengungsi.
“Saya di sini sejak tahun 1960-an, ini dulunya area kampung, lalu terkena gusur Tol sekitar tahun 1982-an, dan dibangun tahun 1990-an, jadinya sekarang di pinggir tebing yang rawan begini,” jelasnya.
Dalam pantauan di lokasi, tampak Jalan Jangli Raya yang berbatasan dengan Tol Jatingaleh longsor sepanjang kurang lebih 20 meter, sehingga ruas jalan itu terputus.
Saat dikonfirmasi, Kepala BPBD Kota Semarang Endro P Martanto membenarkan peristiwa tersebut. Ia mengatakan, berdasarkan laporan dari pihak kelurahan, longsor terjadi pagi tadi sekitar pukul 06.30 WIB.
“Info masuk dari kelurahan telah rerjadi penurunan di pinggir jalan tol atau longsor sedalam 1 meter pagi ini sekitar jam 06.30 WIB,” katanya saat dihubungi.
Endro mengatakan, jalan kampung yang biasa dilewati masyarakat setempat itu pun kini tak bisa dilewati sementara. Ruas jalan yang longsor telah ditutupi tiga terpal berukuran 6×4 meter oleh BPBD Kota Semarang.
“Longsor terjadi karena hujan kemarin yang cukup deras dan durasi lama. Tim BPBD sudah di lokasi titik longsor Kelurahan Karangayar Gunung,” jelasnya.
“Penanganan sementara dengan pemasangan terpal untuk mencegah longsor susulan bersama pihak Jasa Marga,” lanjutnya.
Ia menyebut tak ada korban dari kejadian tersebut. Akan tetapi, selain mengakibatkan jalan tersebut ambles, longsor juga membahayakan empat rumah yang berada di tepian longsor tersebut, sehingga ia mengimbau warga agar senantiasa waspada.
“Ini harus dilakukan langkah-langkah pencegahan, karena cukup membahayakan untuk bangunan yang ada di sepanjang jejer longsor itu. Ada empat rumah yang terdampak, dihuni 16 jiwa,” tutur Endro.
“Penghuni empat rumah yang terdampak kini kita arahkan mengungsi, karena memang aksesnya tertutup, ada yang di tetangga dan di saudara,” sambungnya.
Endro juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada karena telah memasuki iklim pancaroba. “Jadi kemarin hujan turun deras dengan durasi cukup lama sekitar 3 jam. Dampak dari pancaroba, jadi tetap mewaspadai bencana hidrometeorologi,” tandasnya.
(SYAHRIL MUADZ – Harianmuria.com)