JEPARA, Harianmuria.com – Permainan dan olahraga tradisional di Kabupaten Jepara berkembang cukup pesat, capaian prestasi banyak ditorehkan putra daerah. Seperti baru-baru ini, Jepara keluar sebagai Juara Umum Festival Permainan Olahraga Tradisional Tingkat Provinsi Jawa Tengah (Jateng) tahun 2022, yang diselenggarakan di Gelanggang Olahraga (GOR) Jatidiri Semarang, Senin (26/9).
Ketua Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Jepara Ahmad Kholik mengatakan, kali ini pihaknya menggandeng SMP Negeri 6 Jepara untuk mengikuti ajang permainan tradisional di Semarang.
“Dengan persiapan waktu yg sangat pendek, Alhamdulillah hasilnya memuaskan,” kata Kholik, pada Kamis (29/9).
Diungkapkan, dari 3 kategori olahraga tradisional yaitu egrang khusus putra, bakiak panjang (putra-putri), dan hadang khusus putra, Kabupaten Jepara menorehkan prestasi yang membanggakan.
Lewat Abdillah Dimas, Arga, Faril, Muflikhun Adha, dan M. Ghonzali, Jepara keluar sebagai Juara pertama dalam cabang olahraga egrang. Untuk cabang olahraga hadang atau gobak sodor oleh Levie, M. Maulana, Rehan, Elga, Salsa, Daffa, Fayyed, dan Septyan, Jepara keluar sebagai Juara 3.
Tidak hanya itu, untuk lomba bakiak panjang putra kelompok Dimas, Kevin, Rafli, Azril, Reno, Fauzan Rizky dan serta tim putri diantaranya Keysa, Septia, Monika, Rizky Febrianti, Hellen, Naura, masing-masing keluar sebagai juara ketiga. Total ada 4 piala yang diboyong ke Jepara. Atas prestasi ini, Jepara berhasil menyabet Juara Umum dalam Festival Permainan Olahraga Tradisional Tingkat Provinsi Jateng.
“Apapun itu hasilnya patut kita syukuri, kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas support Pemkab Jepara melalui Disparbud. Semoga ke depan Pemkab Jepara bisa turut membuat event permainan tradisional sebagai penguatan karakter budaya bangsa,” ujarnya.
Penyelenggaraan Festival permainan tradisional ini diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Jateng bersama dengan KPOTI Jateng. Perlombaan ini diperuntukan anak usia remaja yaitu 13 hingga 16 tahun atau yang sedang menginjak sekolah menengah pertama.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan Provinsi Jawa Tengah, Uswatun Hasanah mengatakan pengenalan permainan tradisioal ini sebagai bentuk penggalian potensi. Selain itu perlombaan ini juga merupakan bentuk pengenalan kepada masyarakat mengenai obyek pemajuan kebudayan Indonesia.
“Permainan tradisional ini juga sebagai penanaman karakter yaitu gotong royong, sportifitas, rendah hati dan karakter lain yang dapat menjadikan lebih baik sebagai manusia yang berpendidikan,” kata dia.
Demikian, dengan diselenggarakannya kegiatan ini diharapkan dapat menyadarkan masyarakat untuk tidak meninggalkan apa yang sudah ada. Walaupun permainan dalam cabang olahraga tersebut lestari sejak masa lampau, tapi tetap harus dihidupkan di masa sekarang ini. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Harianmuria.com)