JEPARA, Harianmuria.com – Sejumlah ancaman dihadapi oleh pengusaha furniture di Jepara, baik mebel maupun kerajinan ukir. Utamanya dari sisi pengrajin ukir yang terus berkurang dalam menaruh minat di bidang ukir.
Tantangan tersebut terlihat dari data yang disampaikan oleh Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Diskopukmnakertrans) Jepara Samiadji tempo hari.
Ia menyatakan bahwa penyerapan tenaga kerja cenderung mengarah ke arah industri padat karya. Menurutnya, hal tersebut menjadi salah satu indikator ancaman.
“Penyerapan tenaga kerja saat ini yang banyak di sektor manufaktur atau industri. Prosentase sekitar kecil, hanya 14 persen di furniture dan 70 persen sekian jauh lebih banyak di industri,” ungkap Samiadji.
Faktor penurunan minat untuk melanjutkan keterampilan dari nenek moyang orang Jepara itu tidak terlepas dengan sistem pengupahan. Samiaji menuturkan, sebagian besar perajin mebel di Jepara memang belum dapat mengupah cukup layak. Sehingga beberapa pemuda Jepara memilih zona aman.
“Menjadi tantangan bagi pengusaha furniture, karena tenaga kerja kini lebih tertarik di pabrik. Kerjanya dah pasti, jaminannya terpenuhi, paling tidak UMR. Di mebel kan masih ada di bawah UMR. Meski di atas UMR juga sudah ada. Tapi memang untuk skill tertentu atau pekerjaan tertentu,” jelasnya.
Ia menyebut, saat ini kisaran upah di industri mebel masih di bawah Rp 50 ribu per hari.
“Kalau upah yang di manajemen bagus UMR. Kalau yang kecil-kecil masih di bawah UMR. Tenaga paling bawah Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu ada,” ungkapnya.
Untuk mengatasai masalah upah, Samiadji mengaku selalu mendahulukan dialog dengan para perajin. Sementara salah satu yang diusahakan dan diperbaiki oleh pemerintah, yaitu pembenahan sistem upah.
“Tantangan upahnya. Kami sering diskusi agar upahnya layak, agar bisa menjadi sandaran masa depan,” tegasnya.
Sebagai informasi, dari data Diskopukmnakertrans Jepara saat ini, yang terdaftar di sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik (OSS) perusahaan furniture sebanyak 235 perusahaan. Sedangkan untuk penyerapan karyawan mencapai 14.828 orang. (Lingkar Network | Aziz Afifi – Harianmuria.com)