REMBANG, Harianmuria.com – Program bantuan yang ditujukan pada pelaku UMKM di Kabupaten Rembang saat pandemi Covid-19 ternyata memunculkan fenomena negatif. Ternyata ada puluhan ribu oknum yang memanfaatkan kondisi tersebut dengan mengaku sebagai pelaku UMKM.
Bupati Rembang Abdul Hafidz saat acara launching Hampers Berkah di rumah BUMN pada Sabtu (1/4) mengungkapkan ternyata puluhan ribu UMKM terindikasi abal-abal. Terkait hal itu, Bupati telah menginstruksikan Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM untuk melakukan verifikasi ulang.
“Mereka menyampaikan UMKM ternyata ingin mendapatkan bantuannya saja. Ada peningkatan UMKM menjadi 99.000 dalam waktu 2 tahun, saya kaget wong awalnya 39.000 kok jadi 99.000, ini ada yang tidak wajar, maka saya minta kepala dinas evaluasi, oh ternyata benar ada yang ingin bantuan saja, ” ujarnya.
Adanya modus mengaku sebagai pelaku UMKM ini menurut Bupati dapat membuat iklim ekonomi menjadi tidak sehat. Sebab tindakan tersebut menjadikan bantuan pemerintah tidak tepat sasaran.
Sementara dari hasil evaluasi disebutkan bahwa dari jumlah 99.000 hanya 51.600 an yang benar-benar pelaku UMKM.
“Jadi yang 40.000 itu abal-abal, ” imbuhnya.
Abdul Hafidz menyatakan, selain pertumbuhan ekonomi yang baik , rendahnya tingkat pengangguran terbuka di Kota Garam juga didukung adanya UMKM. Meskipun hanya mampu mempekerjakan karyawan sedikit, namun jumlah UMKM itu akhirnya mampu menyerap banyak tenaga kerja.
“Dalam dua tahun ada penambahan UMKM sekitar 12 ribu. Kalau rata-rata 2 orang saja yang dipekerjakan, ini ada 24 ribu, luar biasa UMKM kita ini, padahal ada yang 4 dan 5 pekerja,” ujarnya.
Adapun menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran di Rembang saat ini menyentuh angka 1,76 persen dan termasuk persentase terkecil se-Jawa Tengah. (Lingkar Network | R Teguh Wibowo – Harianmuria.com)