REMBANG, Harianmuria.com – Total 37 ekor sapi di Kabupaten Rembang terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Tercatat empat di antaranya telah mati.
Diakui oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto bahwa meskipun wabah ini kembali mencuat, menurutnya masyarakat tidak panik seperti saat PMK pertama kali merebak pada tahun 2022 lalu.
Selain itu Dintanpan Remabng juga telah menyiapkan beberapa langkah penanganan untuk mengatasi situasi ini.
“Kami akan melakukan pengecekan lalu lintas hewan di pasar hewan. Selain itu, kami membentuk tim reaksi cepat untuk penanganan di lapangan dan berkoordinasi dengan instansi lain untuk sosialisasi serta meningkatkan kesadaran peternak agar dapat melakukan penanganan dini terkait PMK,” ungkapnya pada Senin, 6 Januari 2025.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan penutupan pasar hewan, Agus menegaskan bahwa hal tersebut memerlukan kajian terlebih dahulu berdasarkan hasil pengecekan di lapangan.
Disinggung soal penutupan pasar hewan, ia mengklaim hal itu merupakan kewenangan Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Disdagkop dan UKM). Sementara Dintanpan hanya berperan untuk memberikan usulan atau rekomendasi.
“Jika potensi penularan PMK menunjukkan angka yang tinggi dan ditemukan indikasi sapi terpapar PMK dijual di pasar. Maka itu menjadi alasan kuat untuk sementara waktu menutup pasar guna mengurangi risiko penularan,” tambahnya.
Di sisi lain, salah satu peternak sekaligus pedagang sapi, Tono, mengaku lebih tenang dalam menghadapi wabah PMK kali ini. Menurutnya, pengalaman menghadapi wabah itu sebelumnya menjadi pelajaran penting untuk menangani kasus ini secara lebih efektif.
“Secepatnya harus mengatasi dan menangani sapi yang terpapar secara cepat dan tepat, sehingga penanganannya lebih mudah. Dulu kami menangani banyak sapi yang terkena PMK, sekarang baru lima yang terpapar, sembuh empat, dan satu yang tidak sembuh terpaksa dipotong. Kami juga menggunakan obat kimia,” jelas Tono.
Langkah-langkah cepat dan tepat dari pemerintah serta kesadaran peternak diharapkan mampu menekan angka penularan PMK di Kabupaten Rembang. (Vicky Rio | Harianmuria.com)