PATI, Harianmuria.com – Virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merebak di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Beberapa peternak harus menelan kerugian akibat hewan ternaknya mati karena terkena virus tersebut.
Teguh (29) peternak asal Pohgading, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, mengatakan bahwa sejak dua pekan lalu PMK mulai menyerang sapi-sapi di Bumi Mina Tani. Seperti yang terjadi di Desa Ngulaan, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati tercatat sekitar 10 sapi mulutnya berliur lantaran terkena PMK.
“Kemarin di Ngulaan, Jakenan. Sudah dua pekan yang lalu. Yang di pasar 10-an (ternak). Pada berliur mulutnya, (mati?) belum,” ujarnya sembari memasarkan hewan ternaknya di Pasar Hewan Margorejo, Kabupaten Pati, Kamis (2/1/2025).
Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Bidang (Kabid) Peternakan Dinas Peternakan dan Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati Andi Hirawadi menyampaikan bahwa saat ini virus PMK tengah merebak. Setidaknya, terdapat 125 ekor sapi di Kabupaten Pati terserang virus PMK.
Kasus tersebut, kata Andi, saat ini telah tersebar di beberapa kecamatan seperti Winong dan Jakenan yang menjadi wilayah terbanyak ditemukannya hewan terkena PMK. Bahkan dari ratusan sapi yang terserang PMK, 20 ekor di antaranya mati.
“Tersebar di beberapa wilayah. Terbanyak Kecamatan Winong dan Jakenan, kalau lain lebih sedikit. Desa Degan ada sembilan ekor. Tlogorejo, Jakenan sembilan ekor ada yang dipotong paksa sembilan ekor,” ucapnya di Pati, Kamis (2/1/2025).
Menurutnya, kasus PMK di Kabupaten Pati dapat meningkat lebih parah lagi. Mengingat masih ada peternak yang memasukkan sapi baru ke kandangnya. Yang mana, sapi baru yang terkena PMK dan ditempatkan dalam satu kandang dapat menular ke sapi lainnya.
Selain itu, musim pancaroba yang saat ini berlangsung juga mendukung perkembangbiakan virus PMK.
“Dengan lalu-lintas (jual beli) ternak yang sangat dinamis di Pati, ada kemungkinan meningkat tapi kami antisipasi dengan pembagian disinfektan tadi,” jelasnya.
Untuk mengatasi merebaknya virus PMK, pihaknya telah melakukan penanganan. Seperti penyemprotan disinfektan di Pasar Hewan Winong dan di Pasar Hewan Margorejo. Selain itu, pihaknya juga menyiagakan tenaga kesehatan untuk hewan di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang tersebar di Kabupaten Pati.
“Kami menugaskan teman-teman dokter hewan yang ada di Puskeswan, kami kesiapsiagaan, kami juga sediakan obat-obatan, vitamin, dan disinfektan di tiap Puskeswan untuk mencegah penyebaran PMK,” tuturnya.
Andi mengimbau para peternak segera melaporkan ke Dispertan Pati apabila mengetahui hewan ternaknya terkena PMK. Sehingga, Dispertan Pati dapat sesegera mungkin melakukan tindakan pengobatan terhadap sapi yang terkena PMK.
“Saya berpesan pada masyarakat, kalau ada hewan ternak yang sakit silakan melapor ke petugas Dinas Pertanian. Baik dokter hewan maupun mantri hewan di kecamatan,” tegasnya. (SETYO NUGROHO – Harianmuria.com)