JEPARA, Harianmuria.com – Sebanyak 84 gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang mengalami puso (gagal panen) di Kabupaten Jepara menerima bantuan stimulan dari Presiden RI Joko Widodo. Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Presiden Joko Widodo kepada Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta di Gor Bung Karno Simpang Lima Purwodadi, Grobogan, Selasa (23/1/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang telah memperhatikan dan bantuan kepada petani di Jepara yang mengalami puso (gagal panen).
“Saya harapkan tidak ada potongan apapun. Saya meminta bantuan ini dikawal betul-betul dengan Inspektorat dan APH (Aparat Penegak Hukum), dan itu harus diterima bersih apa adanya dari Bapak Presiden Jokowi ke masyarakat,” ucap Edy Supriyanta.
Edy menyebut, terdapat 1.723 hektare sawah di Kabupaten Jepara yang mengalami puso akibat banjir. Pada bantuan stimulan tersebut, setiap hektare sawah yang mengalami puso akan mendapatkan bantuan sebesar Rp 8 juta.
“Total keseluruhannya Rp 13,7 miliar. Hari ini sudah ada 35 Gapoktan yang dapat, sisanya minggu depan (Selasa, 30 Januari 2024) di Kudus,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden RI Joko Widodo dalam kesempatan itu menjelaskan, kondisi gagal panen tidak hanya dialami oleh negara Indonesia saja tapi juga negara lain.
“Dulu ada 22 negara ketika berasnya dibeli langsung diberikan. Namun saat ini mereka menghentikan ekspor beras,” tutur Presiden Jokowi.
Presiden menjelaskan, cuaca ekstrem yang terjadi termasuk banjir dan kekeringan yang melanda lahan pertanian menyebabkan stok pangan di negara lain juga berkurang sehingga tidak menjual beras ke negara lain.
Dari data laporan Kementan, kata Presiden, sepanjang tahun 2023 sebanyak 26.995 hektare dari 35.500 hektare lahan petani di Indonesia mengalami gagal panen.
Ia berharap, nantinya bila petani dapat menanam dan panen raya maka tidak diperlukan lagi impor beras dari luar negeri.
“Karena juga mereka semua (negara lain), juga sedang ngerem semuanya. Nggak jual berasnya lagi. Dari 280 juta penduduk Indonesia semua butuh makan, makanya peran petani sangat penting bagi negara ini. Mudah-mudahan dalam waktu dekat uang langsung diterima petani untuk kembali tanam,” tuturnya.
Menurutnya, menjaga keseimbangan pasokan beras cukup sulit namun tugas pemerintah harus mampu menyelesaikan persoalan serta mencari solusi.
“Harga gabah saat ini cukup tinggi mencapai Rp 7.800 per kilogram dari sebelumnya Rp 4.200 hingga Rp 4.300 per kilogram. Tapi kalau naik petani diam saja,” kata Presiden Jokowi diselingi canda. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Harianmuria.com)