PATI, Harianmuria.com – Santri bukan hanya soal mengkaji kitab suci, atau memperdalam ilmu agama saja. Sejarah telah mencatat santri pun telah menjadi bagian dari kemerdekaan Indonesia. Demi mempertahankan tanah air, mereka rela berkorban nyawa demi hakikat kebebasan di bumi pertiwi.
Di Kabupaten Pati sendiri, salah satu tokoh pejuang yang termasuk dari golongan santri adalah Muhammad Hasyim atau yang akrab disapa Gus Hasyim.
Gus Hasyim yang kala itu masih berusia 18 tahun sudah ikut berperang melawan penjajahan Belanda. Ia merupakan putra asli Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Pati yang lahir pada tahun 1929, putra dari Kiyai Salam Mahfud atau Mbah Mahfud.
Berdasarkan keterangan dari Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pati, KH Yusuf Hasyim bahwa Gus Hasyim meninggal dalam keadaan tertembak oleh penjajah saat bergerilya di daerah Kecamatan Sukolilo.
“Gus Hasyim Mahfud putra Mbah Salam Mahfud, meninggal dalam keadaan berjuang mengusir penjajahan Belanda. Aslinya orang Kajen. Masih sangat muda sudah memimpin peperangan,” kata dia.
Menurut Yusuf, jiwa kepemimpinan seorang Gus Hasyim ini menurun dari sang ayah, yakni Mbah Mahfud. Sedangkan Mbah Mahfud sendiri waktu itu juga termasuk pejuang kemerdekaan dari kalangan kiyai yang wafat di tangan Belanda.
“Meninggal masih muda di usia 18 tahun, tertembak di Sukolilo. Pergerakkan perlawanan pesantren melawan penjajahan digerakkan mbah Mahfud Salam, makamnya di Ambarawa,” tambahnya.
Meski sudah lama dikebumikan, namun hingga kini makam Gus Hasyim masih sering dikunjungi oleh masyarakat Pati. Seperti yang dilakukan oleh PCNU Pati, menjelang peringatah Hari Santri Nasional Yusuf bersama rombongannya berziarah dan memanjatkan doa ke makam Gus Hasyim, Jumat (21/10).
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah. Untuk itulah sebagai bentuk mengenang jasa Gus Hasyim, Yusuf kembali memperkenalkan sosok kharismatik ini kepada puluhan santri yang ia ajak berziarah setiap tahunnya.
“Semua santri kita ajak ikut ziarah biar mereka tahu ada seorang santri yang sangat luar biasa. Harus menjadi teladan bagi para santri,” tandasnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Harianmuria.com)