JEPARA, Harianmuria.com – Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta meminta pengelola SPBU menjaga persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal ini disampaikan Edy Supriyanta saat bertemu dengan pengelo SPBU se-Kabupaten Jepara, di ruang Command Centre Setda Jepara, Rabu (7/9).
“Jangan sampai harga sudah naik, tapi stoknya tidak ada. Stok harus dijaga,” kata Edy.
Pasalnya, akhir-akhir ini pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara menerima aduan para nelayan yang resah lantaran sulitnya mendapatkan bio solar semenjak diberlakukannya aplikasi MyPertamina.
“Oleh karena itu, Pemkab Jepara akan berupaya melakukan koordinasi dengan pihak Pertamina agar nelayan dapat mendapatkan membeli bio solar sambil menunggu nelayan terdaftar dalam aplikasi tersebut,”
Walaupun pasokan BBM di Jepara masih aman, namun Edy tetap meminta kepada pihak pengelola SPBU agar mengomunikasikannya dengan Pemkab Jepara. Pihaknya pun mengaku akan siap membantu agar pihak pengelola dapat terhubung dengan Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas atau Pertamina.
“Alhamdulilah laporan dari kawan-kawan SPBU, stok bbm kita aman. Untuk itu masyarakat tidak perlu panik dan tetap tenang. Jika ada kendala atau kekurangan dan keterlambatan pasokan segera komunikasikan. Kita siap untuk ikut berkomunikasi dengan Pertamina maupun BPH Migas,” tegas Edy.
Sementara itu, Ketua Paguyuban SPBU Kabupaten Jepara, Chairudin Ardy mengungkapkan jika sampai saat ini stok BBM di seluruh SPBU di Jepara masih dalam kondisi aman. Setiap pagi, rata-rata SPBU memiliki stok 15 ribu kilo liter. Stok ini akan bertambah sekitar 8 ribu sampai 16 ribu kilo liter pada pengiriman siang hari.
“Perhitungan kami stok di atas 15 ribu kilo liter itu aman,” katanya.
Hanya saja dirinya menyebut, grafik penjualan mulai mengalami penurunan pasca kenaikan harga BBM. Kemerosotan penjualan itu bahkan mencapai 30 persen. Ia mengira imbas dari kenaikan BBM inilah yang membuat daya beli masyarakat jadi menurun.
“Semua jenis BBM penjualan turun 30 persen. Tidak hanya yang subsidi,” sambungnya.
Dirinya pun menyangka, sebelum kenaikan harga, masyarakat telah membeli BBM dalam jumlah banyak. BBM itu digunakan untuk stok selama beberapa hari berikutnya. Dugaan Ardy itu bukan tanpa dasar. Sebab, sejak muncul isu kenaikan harga terutama pada tanggal 1 September 2022, gejolak pembelian BBM sempat meningkat pesat. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Harianmuria.com)