PEKALONGAN, Harianmuria.com – Lonjakan harga sayur mayur di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Pekalongan, termasuk Pasar Kajen, disebabkan oleh terganggunya distribusi akibat aksi mogok sopir truk yang berlangsung di sejumlah wilayah Jawa Tengah.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Pekalongan memastikan kondisi ini bersifat sementara dan diprediksi akan kembali normal mulai Senin, 24 Juni 2025.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Disperindag Provinsi. Memang benar, kendala distribusi masih terjadi karena aksi mogok angkutan,” kata Heri Purnomo, Analis Perdagangan Ahli Muda Disperindag Pekalongan, Sabtu, 21 Juni 2025.
Heri menjelaskan bahwa hingga Sabtu pagi, pasokan sayur dari luar daerah belum normal. Banyak pedagang di pasar yang masih bertahan dengan stok lama, sementara pasokan segar belum masuk sepenuhnya.
“Hari ini pasokan dari luar belum masuk semua. Insyaallah distribusi mulai normal Senin besok, dan harga bisa kembali stabil,” ujarnya.
Baca juga: Harga Sayuran Meroket di Pekalongan, Aksi Mogok Sopir Truk Jadi Biang Kerok
Sebagian besar komoditas sayur di Pekalongan didatangkan dari luar daerah. Menurut Heri, cabai merah besar sebagian besar berasal dari Jawa Timur, sedangkan cabai rawit banyak dipasok dari Temanggung.
“Sebelum aksi mogok, harga sayur sempat turun dan berada di bawah HET (harga eceran tertinggi). Misalnya, harga cabai merah sempat turun hingga Rp25.000 per kilogram,” jelasnya.
Disperindag menegaskan bahwa lonjakan harga ini murni akibat hambatan distribusi, bukan permainan pasar atau penimbunan. Karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak panik dalam menyikapi kenaikan harga sementara ini.
“Kami minta masyarakat tetap tenang. Kenaikan ini bukan karena spekulasi pasar, tapi karena jalur distribusi yang terganggu,” tutup Heri.
(FAHRI AKBAR – Harianmuria.com)