SEMARANG, Harianmuria.com – Jelang Iduladha 2025, lorong-lorong sempit di Kampung Bustaman, Jalan MT Haryono, Semarang, tampak sibuk oleh aktivitas warga. Namun, bukan hanya proses penyembelihan dan pengolahan daging kambing yang jadi perhatian – ada tradisi unik yang hanya bisa ditemukan di kampung ini: jasa pembersihan kepala dan kaki hewan kurban, yang dikenal sebagai ‘Bengkel Kepala dan Kaki’.
Tradisi Turun-Temurun Warga Kampung Bustaman
Kampung Bustaman memang dikenal luas sebagai sentra penyembelihan kambing dan penghasil olahan kuliner khas seperti gulai dan sate kambing. Namun, keberadaan ‘bengkel kepala dan kaki’ menjadi nilai tambah yang tak banyak diketahui masyarakat luar.
Tradisi ini diwariskan secara turun-temurun. Salah satu pelaku usaha tersebut adalah Anita, warga yang sudah puluhan tahun menekuni profesi pengupas kepala dan kaki hewan kurban sejak usia 25 tahun.
“Dulu saya ikut kakek buyut, penasaran, akhirnya belajar sampai bisa. Sekarang jadi tambahan penghasilan setiap Iduladha,” jelas Anita.
Dipenuhi Pesanan Jelang Iduladha
Di depan wajan berisi air panas, Anita tanpa rasa takut mencelupkan kepala kambing maupun sapi. Untuk Iduladha tahun ini, pesanan pembersihan kepala dan kaki hewan kurban sangat ramai, jauh melebihi tahun lalu.
Anita mematok harga Rp450 ribu per potong untuk membersihkan kepala dan kaki sapi, sementara kepala dan kaki kambing dihargai antara Rp75 ribu hingga Rp90 ribu. Setiap kepala sapi atau kambing membutuhkan waktu sekitar 15 menit hingga paling lama satu jam untuk dibersihkan, tergantung tingkat kesulitan.
Menjadi Berkah Iduladha bagi Warga
Momen Iduladha tahun ini menjadi berkah tersendiri bagi warga Bustaman. Setidaknya, dalam sehari, warga yang bekerja sebagai pengupas kepala hewan kurban mampu mengantongi tambahan penghasilan hingga Rp500 ribu.
(RIZKY SYAHRUL – Harianmuria.com)