PEKALONGAN, Harianmuria.com – Banjir rob yang terus menggenangi wilayah Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, selama sepekan terakhir menimbulkan keluhan dari warga. Aktivitas masyarakat terganggu, jalan penghubung desa sulit dilalui, dan para pedagang mengalami penurunan omzet secara drastis.
Riyanto, seorang pedagang bolang-baling di sekitar Jalan KH Ahmad Dahlan, mengaku pendapatannya menurun hingga 50 persen akibat minimnya pembeli. Biasanya dagangannya habis sebelum pukul 09.00 WIB, kini hingga siang masih tersisa banyak.
“Sudah sepekan ini sepi pembeli karena banjir. Sebelumnya dagangan jam 9 pagi sudah habis, sekarang sampai siang pun belum laku karena warga jarang melintas,” keluh Riyanto, Sabtu, 31 Mei 2025.
Ia mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan cepat guna menangani banjir rob yang makin sering terjadi. Penanganan darurat seperti penyedotan air atau perbaikan tanggul sangat mendesak agar mobilitas dan roda ekonomi kembali berjalan.
“Kami minta ada tindakan cepat dari pemerintah. Minimal jalan bisa dilewati dulu, jangan dibiarkan terus seperti ini,” ujarnya.
Jalan KH Ahmad Dahlan merupakan jalur strategis yang menghubungkan beberapa desa di Tirto dengan jalur utama Pantura Pekalongan. Tinggi genangan air mencapai 40 sentimeter, menyebabkan kendaraan, terutama sepeda motor, sulit melintas.
Keluhan serupa disampaikan Miskiyati, pedagang ikan keliling. Ia kesulitan menjangkau pelanggan di desa-desa seperti Sipacar dan Sambirejo, karena akses jalan yang tergenang dan rusak.
“Sudah seminggu banjir di jalan utama ini, banyak yang jatuh karena jalan rusak tertutup air,” tuturnya.
Warga berharap ada perhatian serius dari pemerintah daerah terhadap banjir rob yang kini makin sering terjadi, terutama di wilayah pesisir Pekalongan.
(FAHRI ALBAR – Harianmuria.com)