BLORA, Harianmuria.com – Insiden maut proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora pada 8 Februari 2025 sudah dua bulan berlalu. Namun setelah 60 hari, penetapan tersangka maupun kesimpulan belum dapat dilakukan pihak kepolisian.
Kasatreskrim Polres Blora AKP Selamet menuturkan, hingga saat ini pihaknya masih dalam proses meminta keterangan dari keluarga pekerja proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora yang menjadi korban.
“(Penetapan tersangka) belum. Masih periksa keluarga korban yang meninggal dan yang luka, karena minggu ini baru bisa dimintai keterangan,” kata Selamet, Rabu (9/4/2025).
Terkait hasil laboratorium forensik (Labfor) Polda Jateng, Selamet mengaku sudah mendapatkannya. Namun, data itu hanya untuk kebutuhan penyidikan lebih lanjut, belum bisa disampaikan ke publik.
“(Hasil Labfor) sudah jadi dan kami terima, tetapi hanya untuk komsumsi penyidikan,” tandasnya.
Selamet mengungkapkan, hingga saat ini sudah ada 15 orang yang dimintai keterangan. Mereka terdiri dari pekerja proyek atau saksi mata, dan dinas-dinas terkait.
Baca juga: Tragedi Lift Crane RS PKU Blora, Polisi Periksa 12 Orang
Seperti diberitakan sebelumnya, insiden maut proyek pembangunan RS PKU MUhammadiyah Blora bermula ketika lift crane membawa 13 pekerja untuk naik ke lantai lima. Nahas, mendadak tali sling putus di ketinggian sekitar 12 meter hingga lift pun terjun bebas ke tanah.
Sebanyak 13 pekerja di dalam lift menjadi korban dalam insiden yang terjadi 8 Februari 2025 itu. Lima dari 13 pekerja itu meninggal, tiga tewas di lokasi kejadian dan dua lainnya saat menjalani perawatan.
Saat ini, delapan korban tersisa masih menjalani perawatan dari rumah atau Homecare.
Baca juga: Breaking News: Tiga Pekerja Meninggal Jatuh dari Lift RS PKU Muhammadiyah Blora
Baca juga: Tali Sling Putus, Penyebab Kecelakaan Kerja di RS PKU Muhammadiyah Blora
(EKO WICAKSONO – Harianmuria.com)