KUDUS, Harianmuria.com – Sebanyak 50 guru dari berbagai Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kabupaten Kudus antusias mengikuti Coaching Clinic pengembangan sepak bola putri yang dipandu oleh Coach Timo Scheunemann dan diselenggarakan oleh Supersoccer Arena, Rendeng pada bulan Mei hingga Juli 2023.
Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kudus, Salma Munawwaroh menyambut baik keterlibatan puluhan sekolah Madrasah Ibtidaiyah di Kudus dalam pelatihan ini. Menurutnya, kegiatan ini berguna untuk meningkatkan kecerdasan sosial dan emosional yang diharapkan dapat berdampak positif pada pembentukan karakter peserta didik.
“Sepak bola adalah olahraga beregu yang berdampak positif bagi keterampilan dan kecerdasan anak dalam mengelola emosi dan bersosialisasi. Bagaimana mereka bekerjasama dan berkolaborasi itu ‘kan tertuang ketika mereka bermain sepak bola yang bisa memupuk rasa percaya diri, mengelola emosional serta membangun kecerdasan sosial,” kata Salma saat jumpa pers di Supersoccer Arena, Rendeng, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, pada Sabtu, 22 Juli 2023.
Salma menambahkan, keterlibatan siswi dalam sepak bola putri ini merupakan upaya yang tepat dalam meningkatkan potensi peserta didik di bidang non akademis. Selain untuk meningkatkan berbagai keterampilan lunak, kegiatan ini juga menyehatkan karena mendorong anak lebih aktif berolahraga.
“Anak perempuan itu memang perlu ditingkatkan aktivitas geraknya, apalagi di era gawai seperti sekarang, mereka sering terpaku dengan ponselnya. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan para siswi jadi suka berolahraga yang pada akhirnya dapat menjadi individu yang sehat secara jasmani dan rohani serta tumbuh menjadi pribadi berkarakter tangguh,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kasi Pendidikan Madrasah Kabupaten Kudus ini menjelaskan bahwa pihaknya tidak meminta sekolah madrasah untuk bergabung, namun pilihan tersebut datang sendiri dari masing-masing MI.
“Jadi terkait antusiasme ini justru dari sekolahnya sendiri, mereka malah menanyakan kenapa sebelumnya tidak diajak, belajar dari mereka yang sudah ikut, sekolah jadi tertarik karena melihat prosesnya yang ternyata menyenangkan,” jelasnya.
Sementara itu, Coach Timo Scheunemann yang merupakan pelatih berlisensi UEFA A tersebut berbagi pangalaman dan materi diantaranya seputar penguasaan bola atau ball mastery, dribbling, passing, taktik menyerang dan bertahan, hingga program latihan sesuai standar Sekolah Sepak Bola (SSB).
“Kami berharap agar para guru dapat memahami dan mempraktikkan apa yang sudah dipelajari kepada anak didiknya. Sehingga para siswi yang tergabung dalam tim nantinya sudah memiliki teknik dasar dalam bermain sepak bola. Selain teknik, yang terpenting anak-anak merasa senang ketika menjalani latihan maupun bertanding. Sehingga nantinya mereka akan mencintai sepak bola dan akan menekuninya,” sebutnya.
Disisi lain, Program Direktur Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengatakan, coaching clinic yang diadakan bagi para guru dan nantinya bermuara pada turnamen sepak bola putri merupakan upaya dalam menyalurkan semangat berolahraga agar para siswi SD mulai mengenal dan mencintai sepak bola. Dengan begitu, diharapkan dalam jangka panjang kelak akan lahir para pesepak bola putri profesional yang bisa membawa Indonesia berlaga di piala dunia.
“Sebelum kita melangkah ke tahap pembinaan para pemain, guru-guru SD kita latih dulu mulai dari teknik dasar yang baik dan benar, sehingga kemudian mereka bisa menularkan ilmu yang telah didapat dari program coaching clinic ini kepada siswi binaannya,” tandasnya.
Pihaknya berterima kasih kepada segenap pihak yang mendukung pelaksanaan kegiatan coaching clinic seputra olahrga sepak bola. Menurutnya kegiatan ini dapat menjadi permulaan mengembangkan bibit muda.
“Terima kasih untuk pihak-pihak yang telah mendukung, yaitu Kemenag, dinas pendidikan, tenaga pendidik, dan juga pihak terkait lainnya yang memiliki visi misi yang sama yaitu mengembangkan bibit muda untuk Indonesia,” harapnya. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Koran Lingkar)