BLORA, Harianmuria.com – Seluruh korban insiden jatuhnya lift crane proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora pada 8 Februari 2025 masih akan mendapatkan upah hingga enam bulan ke depan.
“Kami tetap memberi upah penuh yang dibayarkan per minggu bagi korban cedera sampai pekerjaan selesai,” kata Ketua Panitia Pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora, Sugiyanto, Senin (24/2/2025).
Dijelaskan, upah tersebut diberikan kepada seluruh korban. Namun, untuk korban yang meninggal hanya diberikan upah 50 persen hingga proyek tersebut selesai. “Untuk keluarga yang ditinggal diberikan 50 persen dari upah harian yang diterima,” tuturnya.
Untuk perawatan setiap pekerja, lanjut Sugiyanto, pihaknya telah menjadwalkan perawatan di rumah atau homecare. Diharapkan setiap tahap perawatan yang ditempuh dapat cepat membuat pulih para pekerja.
“Kami jadwalkan dua hari sekali untuk mengunjungi pekerja yang telah dinyatakan boleh pulang,” ujarnya.
Sugiyanto menargetkan, proyek tersebut akan selesai dalam enam bulan ke depan. Namun, hingga saat ini proyek tersebut masih diberhentikan sementara pascainsiden maut pada Sabtu (8/2/2025). “Kami hentikan sementara. Namun, untuk target penyelesaian enam bulan ke depan,” ungkapnya.
Sugianto juga mengungkapkan, semasa pemberhentian proyek tersebut, para pekerja lainnya tidak lagi bekerja. Namun sepengetahuan dirinya, para pekerja lainnya itu adalah seorang petani.
“Pekerja yang lainnya didominasi petani. Karena sistemnya harian, total pekerja yang diberhentikan tidak diketahui,” tambahnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, ada 13 korban atas jatuhnya lift crane proyek pembangunan RS PKU Muhammadiyah Blora. Empat di antaranya meninggal dunia dan sembilan pekerja lainnya mengalami luka berat yang didominasi patah tulang.
(EKO WICAKSONO – Harianmuria.com)