PATI, Harianmuria.com – Pengajuan surat keterangan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang dilayangkan kepada Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) untuk mendaftar sekolah tahun ini membludak.
Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin Tri Haryumi mengungkap bahwa meningkatnya pengajuan DTKS disebabkan adanya bantuan sosial dari Program Indonesia Pintar.
“Banyak hampir 800-an SMP, yang SMA juga banyak tapi kemarin yang SMA ada sedikit masalah ternyata tidak hanya di DTKS,” ungkap Tri Haryumi saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (4/7/2023).
Ia menjelaskan, pada pendaftaran SMA sempat ada permasalahan karena banyak siswa dalam kategori miskin yang tidak terakomodir.
“Yang diutamakan orang yang fakir miskin dan rentan miskin. Sedangkan DTKS ‘kan itu ada Desil 1, 2, 3,dan 4. Artinya yang diutamakan hanya Desil 1 dan 2 kalau yang SMA. Jadi kalau mengajukan bantuan ke sana, kalau tidak ada DTKS ya ditolak,” jelasnya.
Tri pun menyayangkan sikap warga yang mendadak mengajukan permohonan DTKS. Padahal, menurutnya, pencatatan pengajuan DTKS tidak bisa langsung diterima dan terdata pada saat itu juga.
“Masuk (terdaftar, red) di DTKS itu harus menunggu dua bulan setelah pendaftaran. Maka, kita tidak berani memberikan rekomendasi jika belum terdaftar,” tegasnya.
Sebagai informasi, berdasarkan data Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, diketahui kuota Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA dan SMK Negeri pada Tahun Ajaran 2023/2024 ada penambahan menjadi 225.701 kursi. Sedangkan, jalur afirmasi pada tingkat SMA Negeri untuk siswa miskin sebanyak 13 persen. Untuk di SMK Negeri sejumlah 8 persen untuk calon peserta didik yang masuk melalui afirmasi keluarga miskin. (Lingkar Network | Khairul Mishbah – Harianmuria.com)