JEPARA, Harianmuria.com – Masyarakat Jepara antusiasi menyaksikan prosesi kirab budaya pelarungan kepala kerbau menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Ujungbatu. Miniatur kapal pembawa kepala kerbau itu kemudian dilarung ke laut dalam rangkaian kegiatan Pesta Lomban, Senin (7/4/2025).
Pesta Lomban merupakan sebuah tradisi tahunan yang telah ada sejak abad ke-19. Kegiatan ini telah menjadi bagian integral dari identitas kultural masyarakat Jepara dan menarik perhatian warga serta wisatawan.
Tradisi yang diabadikan dalam jurnal Tijdschrift voor Nederlandsch-Indie pada tahun 1868 ini menandai rasa syukur masyarakat nelayan Jepara atas hasil laut yang melimpah.
Dalam prosesi yang berlangsung, kepala kerbau dilarung ke laut sebagai simbol sedekah kepada alam, bukan sebagai bentuk penyembahan.
“Kami memohon kepada Sang Pencipta, agar laut tetap menjadi ladang rezeki yang penuh berkah dan keselamatan bagi para nelayan,” kata Bupati Jepara, Witiarso Utomo dalam sambutannya.
Pesta Lomban bukan hanya sekadar ritual budaya, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai silaturahmi, kerukunan, dan gotong royong. Pesta ini merupakan puncak acara dari Pekan Syawalan yang diselenggarakan satu pekan setelah Idulfitri.
Prosesi ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, mulai dari nelayan, seniman, hingga pemerintah daerah, yang bersama-sama menjaga dan merayakan warisan budaya ini.
Bupati berharap Pesta Lomban dapat menjadi momentum refleksi dan doa bersama, dengan harapan laut yang aman dan rezeki yang melimpah.
“Semoga berkah laut terus melimpah untuk nelayan Jepara,” ujar Mas Wiwit, sapaan akrabnya.
Perayaan ini diakhiri dengan doa bersama, memohon agar tradisi ini tetap terpelihara dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang. Usai pembukaan, Bupati beserta jajarannya dan tokoh masyarakat menaiki kapal untuk melarung kepala kerbau ke tengah laut.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jepara Moh Eko Udyyono menjelaskan, rangkaian Pesta Lomban dimulai pada Minggu (6/4/2025) dengan penyembelihan hewan kerbau di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Ujungbatu.
Kemudian dilanjutkan dengan ziarah ke dua makam sesepuh Jepara, yaitu Cik Lanang Desa Bulu dan Mbah Ronggo Desa Ujungbatu. Kegiatan itu disusul pagelaran wayang kulit pada malam harinya.
Eko menambahkan, Pesta Lomban tahun ini juga dimeriahkan dengan Tradisi Kupat Lepet yang sempat ditiadakan dalam pesta tahun lalu.
“Tahun kemarin tidak ada, tahun ini kami bisa adakan kembali. Sebanyak 4000 Kupat Lepet ditata menjadi dua gunungan,” ujarnya.
(MUHAMMAD AMINUDIN – Harianmuria.com)