JEPARA, Harianmuria.com – Usai harga bahan bakar minyak (BBM) naik, kini harga komoditas kedelai ikut merangkak. Hal ini mempengaruhi biaya produksi tahu dan harga jual di pasaran.
Hal tersebut dibenarkan oleh salah seorang pedagang tahu di pasar tradisional di wilayah Jepara Fatkhur Rohnan (62) yang mengungkapkan bahwa saat ini harga tahu mengalami kenaikan sebesar Rp 5 ribu per blek.
Rata-rata kenaikannya kisaran Rp 5 ribu per blek,” kata Fatkhur saat ditemui. Selasa (27/9).
Fatkhur menyatakan, semula harga tahu sebelum ada penyesuain dari produsen berkisar antara Rp 90 ribu per blong dan bervariatif tergantung kualitasnya. Sekarang harga tahu berubah menjadi Rp 95 ribu hingga Rp 102 ribu per blek.
“Kenaikannya lantaran dipicu ongkos produksi akibat kenaikan harga kedelai yang saat ini naik mencapai Rp 12.800 per kilonya,” ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, ia merasa khawatir kondisi ini akan semakin memberatkan para pedagang dan juga produsen tahu di Jepara. Pasalnya, harga tersebut diprediksi akan terus melambung.
“Informasi dari pabrik tahu akan ada penyesuain lagi, diprediksi akan terus naik beberapa hari kedepan,” tuturnya dengan cemas.
Senada, salah satu perajin tahu di Desa Dorang, Kecamatan Nalumsari Jepara Heni (52) mengaku, saat ini sudah menaikkan harga tahu sebesar Rp 3 ribu per blek.
“Terpaksa menaikan harga per blek tahu menjadi Rp 34 ribu yang berarti ada kenaikan harga per blong tahu sebesar Rp 3 ribu,” keluh Heni.
Ia mengaku terpaksa menaikkan harga jual tahu, lantaran karena harga kedelai bulat hijau atau kedelai impor terus mengalami kenaikan semenjak pandemi Covid-19. Belum lagi imbas kenaikan BBM yang membuat ongkos produksi tahu juga semakin meningkat.
“Harga kedelai impor saat ini mencapai Rp 13 ribu per kilogramnya, untuk aksi libur produksi serentak saya kok pesimis karena pada tidak kompak seperti kenaikan harga sekarang ada yang hanya seribu, 3 ribu, bahkan 5 ribu,” terangnya.
Heni berharap pemerintah melalui kebijakannya dapat mengontrol kenaikan harga kedelai yang terus melambung sejak pandemi dan menurunkan harga-harga bahan pokok.
“Harapannya pemerintah itu kalau bisa menurunkan harga kedelai dan juga bahan pokok lainnya sehingga daya beli masyarakat meningkat,” harapnya. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Harianmuria.com)