KUDUS, Harianmuria.com – Sebuah ruang seni dan ekspresi tumbuh di kaki Gunung Muria. Pameran residensi bertajuk Folktarium Tapangeli Muria digelar di Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW) Kudus.
Pameran yang dibuka pada Senin (21/4/2025) itu menampilkan karya-karya 15 seniman dari berbagai daerah di Indonesia. Pameran akan berlangsung hingga Sabtu (26/4/2025).
Koordinator KBPW Muchamad Zaini mengatakan, pameran ini menjadi ruang eksplorasi kreatif sekaligus pembuktian bahwa aktivitas masyarakat desa pun merupakan bagian dari seni.
“Ini menjadi ruang-ruang yang semula belum menjadi sesuatu, kini menjadi sesuatu. Kami ingin memberikan kepercayaan diri kepada warga bahwa aktivitas mereka adalah seni. Dan itu menjadi roh penciptaan karya seni di sini,” ujarnya.
Sebanyak 15 seniman, baik individu maupun kolektif, terlibat dalam residensi ini. Mereka berasal dari berbagai daerah seperti Kudus, Jepara, Solo, Purworejo, hingga Jakarta dan Tangerang.
Para seniman mengangkat berbagai medium seni dalam karya mereka, mulai dari seni rupa, patung dari sampah plastik, tipografi, seni musik, sastra, hingga seni pertunjukan.
Nama ‘Tapangeli’ sendiri memiliki makna filosofis, dari kata tapa ngeli yang berarti mengarus tapi tidak terbawa arus.
Zaini menjelaskan, para seniman diajak berbicara soal keseimbangan antara tradisi dan kekinian, antara religiusitas dan sains, serta pengarsipan nilai-nilai lokal.
“Beberapa seniman yang berpameran di sini juga sudah pernah tampil di luar negeri seperti Malaysia, Jepang, dan China,” tambahnya.
Seluruh proses persiapan pameran telah berlangsung sejak Januari lalu. Selama empat bulan, seniman menjalani residensi dan berinteraksi dengan masyarakat untuk menggali inspirasi dan mencipta karya dari akar lokalitas desa.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kudus Mutrikah. Ia menyebut pameran ini sebagai salah satu yang paling menginspirasi.
“Karya-karya ini menjadi produk luar biasa yang memacu semangat, khususnya bagi para pemuda, bahwa kearifan lokal dapat menjadi sumber karya yang mendunia,” katanya.
Mutrikah menambahkan, Disbudpar akan menggelar dua pameran tahun ini, termasuk satu pameran tingkat nasional di Museum Kretek dan Museum Purbakala Patiayam.
Ia juga menyatakan kesiapan mendukung seniman-seniman Kudus untuk tampil di kancah yang lebih luas.
(FAHTUR ROHMAN – Harianmuria.com)