GROBOGAN, Harianmuria.com – Memasuki hari kegiatan belajar mengajar (KBM), per Senin, 22 Juli 2024 dua atap ruang di SDN 1 Gedangan, Kecamatan Wirosari, Grobogan masih dalam keadaan rusak akibat ambrol dimakan rayap.
Kepala Sekolah SDN 1 Gedangan Evie Tri Setyo mengungkapkan insiden itu terjadi pada Jumat, 19 Juli 2024. Sehari sebelum kejadian, Kamis, 18 Juli 2024 para guru sempat melakukan rapat di ruang kantor sekolah untuk memindahkan arsip dan barang berharga milik sekolah ke ruang perpustakaan.
“Ada perasaan tidak nyaman saat membuka pintu ruangan tersebut. Namun, rapat tetap kita laksanakan di sana, karena ruangan tersebut merupakan kantor sekolah,” ujarnya, Minggu, 21 Juli 2024.
Saat insiden terjadi, pihaknya sempat memasuki ruangan tersebut kemudian meninggalkan lokasi sekolah. Namun, baru beberapa saat meninggalkan lokasi, ia mendapat telepon bahwa atap sekolah tersebut setengah ambrol.
“Perkiraan saya yang ambrol penutup sekat yang kemarin barusan dipasang, namun saat tiba di lokasi langsung lemas, ternyata dua atap ambrol berserakan,” ulas Evie.
Evi menjelaskan bahwa kondisi atap memang sudah mengkhawatirkan sejak lama, bahkan bentuknya sudah melengkung. Pihaknya juga mengatakan telah melakukan pengajuan perbaikan atap guna diganti menggunakan baja ringan untuk menghindari serangan rayap. Namun nahas, sebelum turunnya bantuan kondisi atap telah ambrol.
“Kami telah mengusulkan renovasi atap menggunakan baja ringan. Namun, belum tahu realisasinya kapan. Saat ini malah sudah roboh,” katanya.
Ia mengaku bingung untuk mengatur lokasi kegiatan belajar mengajar dan berencana meminjam balai desa sebagai ruang pembelajaran siswa sementara. Menurut keterangannya, SDN 1 Gedangan dibangun secara swakelola pada tahun 2015 lalu. Sebelumnya, sekolah tersebut sempat beroperasi di samping balai desa Gedangan.
Di sisi lain, saksi mata kejadian Yanto (40) mengaku kaget saat kejadian ambrol berlangsung. Saat itu dirinya sedang melakukan perbaikan gudang.
“Tiba-tiba ada suara gemuruh ambrol, paling sekitar dua detik, dua ruang yang tadinya tertutup plafon porak poranda,” ujarnya.
Karena kondisi bangunan tertutup plafon sehingga tidak disadari ada bahaya mengancam. Terlebih banyak kayu yang lapuk pada atap plafon. Yanto juga mengatakan kondisi tembok sudah cembung akibat adanya tekanan genting dan atap. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Harianmuria.com)