SALATIGA, Harianmuria.com – Puluhan karya desain hasil olah kreativitas dan inspirasi mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga dipamerkan dalam ajang tahunan Diskomvision 2025.
Pameran ini berlangsung selama tiga hari, Senin–Rabu (19–21/5/2025), di Graha Korpri Salatiga. Mengusung tema inklusivitas, pameran bertajuk ‘Suara Gama’ ini menyuguhkan 75 karya mahasiswa yang terbagi dalam tiga kategori: karya tematik inklusif, tugas kelas, dan Tugas Talenta Unggul (TTU).
“Beragam karya ini menjadi cerminan kemampuan mahasiswa dalam mengolah ide kreatif yang berpihak pada keberagaman dan aksesibilitas,” kata Ketua Panitia Diskomvision 2025 sekaligus Dosen Prodi DKV Penina Inten Maharani.
Ia menjelaskan, Diskomvision tahun ini sengaja digelar di luar lingkungan kampus untuk menjangkau lebih luas masyarakat umum, dan menunjukkan bahwa Prodi DKV bisa memberikan desain yang berdampak bagi masyarakat.
“Pameran ini dirancang agar dapat dinikmati oleh semua kalangan, termasuk difabel, kelompok marginal, ibu hamil, hingga lansia. Ini menjadi pembeda dengan penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya,” jelas Penina.
“Acara ini mengajak masyarakat untuk memahami keberagaman dan mendorong terciptanya karya desain yang inklusif,” sambungnya.
Rektor UKSW Profesor Intiyas Utami mengapresiasi inisiatif panitia untuk menggelar pameran di tempat umum, dan memuji karya-karya mahasiswa yang dipajang. “Saya bangga dengan semua karya-karya hebat yang dipamerkan,” ujarnya.
Membuktikan pameran ini dirancang untuk dapat dinikmati semua kalangan, termasuk bagi pengunjung difabel, tim Day By Day (DBD) Production menyuguhkan karya yang dikonsepkan secara khusus dalam bentuk video musik berjudul ‘Takdir Bukan Akhir’.
Video ini menghadirkan kesan mendalam karena menggunakan bahasa isyarat sebagai media utama untuk menyampaikan pesan. Tak hanya itu, poster yang ditampilkan berisi penggalan lirik lagu menggunakan huruf braille guna mempermudah komunikasi bagi pengunjung tunanetra.
Karya yang merupakan hasil kolaborasi dengan Komunitas Sahabat Tuli Salatiga ini menghasilkan perpaduan apik antara visual, musik yang emosional, dan ekspresi bahasa isyarat sehingga berhasil memikat para pengunjung dan membuka kesadaran akan pentingnya representasi dunia kreatif.
(ANGGA ROSA – Harianmuria.com)