BLORA, Harianmuria.com – Bencana banjir yang melanda wilayah Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora, telah menyebabkan kerusakan signifikan pada sejumlah infrastruktur vital.
Camat Ngawen M Zainuri mengatakan, tim gabungan telah melakukan monitoring dan asesmen untuk mengidentifikasi kerusakan dan merumuskan langkah penanganan. “Hasil asesmen menunjukkan kerusakan parah di sembilan titik, terutama jembatan dan jalan,” ungkapnya dalam laporan resmi, Kamis (22/5/2025).
Kerusakan terjadi di sembilan infrastruktur vital di Ngawen, terdiri dari Jembatan Gondang, Jembatan Temuwoh (Desa Talokwohmojo), Jembatan Canggah (Desa Talokwohmojo), Jembatan Canggah Gantung (Desa Talokwohmojo), Jembatan Desa Sendangrejo, Jembatan Kendayaan, Jalan Makadam Kendayaan, Jalan Desa Dukuh Ngembak, Sumberejo, dan Cekdam Sendangagung.
Adapun rincian kerusakan dan rencana penanganannya adalah sebagai berikut:
- Jembatan Gondang:
Jembatan ini mengalami kerusakan serius berupa patah dan penurunan trap, menyebabkan jalan di area jembatan retak dan ambles.
Tim merekomendasikan agar DPUPR segera mengusulkan anggaran perbaikan Jembatan Gondang dalam perubahan tahun anggaran, mengingat jembatan ini merupakan aset Kabupaten Blora.
- Jembatan Temuwoh Talokwohmojo:
Sisi selatan Jembatan Temuwoh ambrol akibat banjir. Pada Kamis (22/5/2025), Pemerintah Desa Talokwohmojo bersama warga sedang bergotong royong menggunakan alat berat (ekskavator) untuk perbaikan sementara guna mencegah longsor susulan dan menutup lubang jembatan. DPUPR telah memberikan bantuan material berupa kawat bronjong.
Jembatan Temuwoh juga sudah dianggarkan untuk pembangunan jembatan baru dan saat ini dalam tahapan lelang.
- Jembatan Canggah, Desa Talokwohmojo:
Jembatan ini mengalami kerusakan ringan pada “kloneng” jembatan yang patah. Pemerintah Desa akan segera melakukan pembenahan dengan pengelasan. - Jembatan Canggah Gantung, Desa Talokwohmojo:
Jembatan gantung di Dukuh Canggah ini mengalami kerusakan sedang pada pembatas jembatan dan besi pilar yang keropos. Pemerintah Desa berencana memperbaikinya dengan pengelasan dan penguatan besi. - Jembatan Desa Sendangrejo:
Jembatan ini mengalami ambrol pada ruas jalannya, membahayakan warga. Pemerintah Desa telah menutup jalur akses ke jembatan. Perbaikan akan dilakukan secara partisipatif antara Pemkab melalui DPUPR (dengan bantuan kawat bronjong), Pemerintah Desa, dan gotong royong warga. - Jembatan Kendayaan:
Jembatan yang menghubungkan Dukuh Wangil dan Sambonganyar ini mengalami longsor pada bagian bawah pilar, membahayakan konstruksi. Pemerintah Desa dan warga sedang bergotong royong menggunakan bambu dan karung pasir.
Penanganan sementara akan dilakukan secara kolaboratif dengan bantuan kawat bronjong dan sandbag dari DPUPR, batu dan kelengkapan lain dari Pemerintah Desa, serta partisipasi warga.
- Jalan Makadam Kendayaan:
Jalan makadam yang dibangun menggunakan Bankab 2025 pada April lalu ini mengalami kerusakan, dengan material lapisan atas yang hanyut terbawa arus banjir. Desa akan melaporkan bencana ini dan bergotong royong untuk pembenahan jalan. - Jalan Desa Dukuh Ngembak, Sumberejo:
Jalan desa ini mengalami longsor dan tidak dapat dilalui. Pemerintah Desa dan warga telah melakukan kerja bakti untuk penanganan sementara menggunakan bambu.
Penanganan kolaboratif selanjutnya akan melibatkan bantuan kawat bronjong dan pilar penguatan dari DPUPR, serta gotong royong Pemerintah Desa Sumberejo dan warga.
- Cekdam Sendangagung:
Cekdam di Dukuh Gapuk, Desa Sendangagung, saat ini ambrol. Penanganan sementara telah dilakukan oleh Pemerintah Desa dan warga dengan penguatan sederhana menggunakan bambu. Hasil asesmen tim gabungan menunjukkan bahwa Cekdam harus diperbaiki secepatnya karena membahayakan aktivitas warga (tanggul digunakan sebagai jalan lintas desa) dan berpotensi mengakibatkan kerusakan lanjutan.
BBWS saat ini sedang melakukan pengukuran dan desain tanggul, sementara pelaksanaan pembangunan menunggu musim kemarau agar tidak terganggu hujan dan banjir. Perbaikan jalan akan dilakukan oleh Pemerintah Desa Sendangagung.
Tim gabungan yang melakukan asesmen dan monitoring ini terdiri dari perwakilan Kecamatan Ngawen, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Blora, serta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
(SUBEKAN – Harianmuria.com)