REMBANG, Harianmuria.com – Puluhan warga Desa Pelemsari Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang saling melempar nasi di Punden Desa setempat, pada Rabu, 26 Juli 2023. Mereka saling tawuran nasi sebagai wujud syukur sekaligus tolak bala dari warga desa setempat yang digelar setiap tahunnya.
Nasi tersebut awalnya dikumpulkan di punden hingga membentuk gunungan dengan beralaskan terpal. Nasi tersebut berasal dari 90 Kepala Keluarga (KK) dari RW 04 Desa Pelemsari.
Kepala Desa Pelemsari, Maspin menyampaikan, budaya tawur nasi atau warga setempat menyebutnya tawur sego rutin digelar untuk tolak bala. Sebab, warga meyakini tradisi ini bisa menolak wabah atau pagebluk dari gagal panen dan serangan penyakit bagi ternak milik warga.
“Dulu itu pernah, warga tidak melakukan ritual, kemudian gagal panen. Panen cuma setahun sekali itu pun gagal. Tapi sekarang ini panen bisa 2 sampai 3 kali dalam satu tahun. Soalnya ini itu sudah kepercayaan turun temurun dari orang tua dulu,” ucap Maspin.
Diungkapkannya, tawur sego merupakan rangkaian tradisi yang dilaksanakan ketika momen perayaan sedekah bumi Desa Pelemsari. Meski seolah tawuran antarwarga, tetapi tradisi ini tidak menimbulkan luka.
“Yang dulu-dulu pelaksanaannya itu momen sedekah bumi tiap tahun sekali. Harinya Rabu Pon Sasi Suro,” sambungnya.
Nasi bekas tawur sego, lanjut dia, nantinya diambil oleh warga untuk digunakan sebagai pakan ternak. Selain itu juga dipakai bahan membuat pupuk untuk merabuki tanaman.
“Nasinya itu dari 90 KK (Kepala Keluarga) di RW 04. Jadi masing-masing KK membawa nasi kemudian dikumpulkan untuk tradisi tawur nasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Kholis, salah satu peserta ritual tawur sega mengatakan, selain untuk ritual tolak bala, kegiatan tersebut juga menjadi ajang silaturahmi warga masyarakat. Disamping itu juga untuk hiburan pada acara sedekah bumi Desa Pelemsari.
“Ya seru ada kebersamaannya. Untuk hiburan juga bagi warga,” tandasnya. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)