Harianmuria.com – Parijoto merupakan tanaman yang banyak dijumpai di kawasan gunung Muria. Tidak hanya di gunung Muria, parijoto juga dapat ditemui di daerah Kalimantan, Jawa, dan Filipina.
Buah dari tanaman parijoto ini biasanya dijual di kawasan ziarah makam Sunan Muria dan beberapa sentra oleh-oleh khas di Kudus. Bentuknya unik, memiliki buah kecil dari bunganya yang bertekstur halus dan mungil. Sedangkan tanaman dari parijoto ini tingginya hanya 45-60 cm.
Tanaman yang memiliki nama ilmiah Medinilla Speciosa L ini disebut juga sebagai anggur Asia. Meskipun buahnya kecil, namun parijoto ini mengandung antioksidan alami yang tinggi seperti tannin, flavonoid, dan saponin.
Manfaat dari buah parijoto cukup masyhur dikalangan masyarakat, terutama sebagai peningkat kesuburan wanita. Selain itu, ada beberapa kegunaan dari buah parijoto yaitu:
1. Dapat digunakan sebagai obat sariawan
Buah parijoto yang sudah dihaluskan dengan takaran 4-6 gram dan dilarutkan ke dalam 100 mililiter air dipercaya mengurangi peradangan pada sariawan. Anda dapat menggunakan air yang telah dicampur dengan parijoto itu sebagai obat kumur 2 kali sehari.
2. Mempertahankan berat badan
Ekstrak etanol yang terkandung dalam buah parijoto terbukti mampu menurunkan kadar trigliserida secara signifikan. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan pada hewan. Sementara buah parijoto mampu menurunkan resiko kenaikan berat badan sebanyak hamper 35%.
3. Menurunkan kadar gula darah
Kandungan flavonoid dalam buah parijoto dapat dijadikan sebagai obat alternatif penyakit diabetes. Meskipun masih manfaat dari buah parijoto ini masih membutuhkan banyak penelitian lagi, namun yang jelas kandungan tersebut dikenal dapat menurunkan kadar gula darah.
Selain kaya akan manfaat, buah parijoto juga lekat akan cerita mitos. Masyarakat daerah Kudus dan kawasan gunung Muria mempercayai bahwa buah parijoto apabila dikonsumsi oleh ibu hamil dapat membuat anak yang dilahirkannya memiliki paras cantik atau tampan. Hingga kini mitos tersebut sudah seperti rahasia umum yang sudah ada sekitar tahun 1980-an.
Rasanya yang sedikit masam dan sepet, sekarang sudah banyak dikembangkan menjadi berbagai olahan. Diantaranya sirup parijoto dan aneka makanan serta minuman lainnya. Adanya beragam olahan tersebut, para pengunjung makam Sunan Muria atau pelancong Kudus seringkali menjadikannya sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang.(Harianmuria.com)