KUDUS, Harianmuria.com – Berbagai motif yang unik dan menarik saat ini terus dikembangkan oleh para perajin batik di tanah air. Termasuk Yuli Astuti, seorang perajin batik asal Kudus yang membuat batik tulis bermotif cerita tradisi bulusan.
Owner Muria Batik tersebut menceritakan, awal mula membuat batik tulis itu karena ingin mengenalkan berbagai cerita rakyat yang ada di Kabupaten Kudus. Ia pun rutin membuat motif batik bertema cerita rakyat maupun tradisi.
Tradisi Bulusan sendiri merupakan kebudayaan yang ada di Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo. Dalam cerita rakyat bulusan itu dijelaskan mengenai kisah Sunan Muria saat berdakwah di lingkungan tersebut.
Berdasarkan kisah tutur yang beredar, saat itu Sunan Muria melihat seseorang yang masih bekerja di sawah pada malam hari. Kemudian Sunan Muria berkelakar orang-orang tersebut mirip bulus karena malam hari masih bekerja. Nahasnya, orang tersebut merupakan seorang santri yang berubah menjadi bulus atau kura-kura.
Yuli mengatakan, batik dengan motif tradisi Bulusan tersebut selesai dibuat pada sekitar awal tahun 2023. Prosesnya memakan waktu 3 bulan sejak Desember 2022 lalu.
”Saya setiap buat motif baru itu selalu melakukan riset terlebih dahulu. Sebelum membuat motif ini juga saya cari tahu dulu tentang cerita Bulusan yang ada di Desa Hadipolo,” katanya.
Batik motif cerita tradisi bulusan itu memiliki warna dasar hitam. Untuk ukuran kain batiknya yaitu 2,7 meter x 1,05 meter. Kain batik tersebut digambarkan pemandangan Pegunungan Muria dengan warna biru dengan masjid yang diberi warna hijau.
Tampak juga terdapat beragam aktivitas masyarakat dan gambar pohon gayam. Tak ketinggalan, gambar hewan bulus atau kura-kura yang merupakan ikon Tradisi Bulusan.
Di samping hewan bulus itu terdapat dua orang memakai jubah bewarna putih. Keduanya digambarkan sebagai sosok Sunan Muria bersama muridnya.
“Memang beberapa karya saya itu tentang kearifan lokal di kawasan Muria, contohnya tentang cerita Bulusan ini,” ucapnya.
Harga selembar kain batik bermotif cerita rakyat bulusan ini dibandrol senilai Rp 3-4 juta. Tarifnya tergantung pada kerumitan gambar dan lama proses pembuatannya.
”Harganya segitu karena proses pembuatannya memang lama. Ini juga sudah ada beberapa yang beli motif ini,” sebutnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Harianmuria.com)