KUDUS, Harianmuria.com – Kondisi Pasar Babe (Barang Bekas) di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus saat ini masih sama sejak kejadian kebakaran yang terjadi empat bulan lalu. Belum ada perbaikan terhadap kios-kios pedagang yang hangus terbakar.
Ketua Paguyuban Pasar Babe, Hariyanto menyayangkan sikap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus yang dinilai tidak sesuai dengan janji yang dikatakan sebelumnya usai kebakaran terjadi.
“Kami sempat rapat dengan Dinas Perdagangan, saya mempertanyakan kenapa tidak sesuai dengan omongan pihak dinas dulu saat setelah kebakaran yang katanya awal bulan September mulai berkontrak (untuk pembangunan ulang, red) lalu November bisa jadi,” ujarnya di Kudus, Senin, 7 Oktober 2024.
Ia menjelaskan, Dinas Perdagangan sudah menawarkan untuk dibangunkan kios baru di lahan sebelahnya menggunakan dana tidak terduga (TT). Akan tetapi, para pedagang tidak mau untuk dipindah ke lahan tersebut.
“Dari pedagang memang tidak mau dibangunkan di sebelahnya, maunya di tempat semula. Kami khawatir kalau dibangunkan di tempat lain, lahan yang lama nanti dibangun lain. Jadi kami maunya di tempat semula, kalau pemerintah tetap memang mau bangun di sebelahnya ya gapapa. Tapi kami tetap mau menempatinya di lahan semula,” tegasnya.
Pihaknya mengaku rela jika dana TT terancam hilang karena pedagang tidak mau dibangunkan di lahan lain. Pasalnya, apabila dana TT tidak digunakan hingga akhir tahun 2024 nantinya harus dikembalikan ke pemerintah pusat.
Butuh Dana Rp 3,2 Miliar, Pembangunan Pasar Babe Kudus Ditarget Selesai Oktober
“Kalau dana TT terancam hangus ya tidak apa-apa. Tapi kita tetap akan mengajukan kembali di tahun 2025,” ucapnya.
Meski demikian, pihaknya berharap agar Pasar Babe tetap bisa segera dibangun tahun ini di lahan yang sama. Sementara ini, para pedagang menempati kios sementara yang berada di sebelah timur lahan Pasar Babe.
“Harapan kami dana TT itu jangan kembali ke pusat tapi secepatnya bisa terbangun tahun ini di tempat semula. Kami ingin pemerintah segera merenovasi pasar kami secepatnya seperti apa yang sudah disampaikan agar kami bisa kembali berjualan di tempat semula. Kalau tidak bisa ya nanti kami menunggu Bupati yang baru untuk bisa membangunkan di lokasi yang sama,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa para pedagang sudah sepenuhnya berjualan kembali di kios-kios sementara. Akan tetapi, ada penurunan omzet yang dialami para pedagang.
“Tentu saja ada penurunan omset, hampir sama saat merintis awal di sini. Tapi ya sudah mulai ada perubahan dikit-dikit sejak empat bulan lalu,” imbuhnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus S – Harianmuria.com)