PATI, Harianmuria.com – Banjir rob yang melanda kawasan pesisir utara beberapa waktu lalu, menyebabkan kerugian masyarakat sekitar khususnya petani tambak. Anggota komisi B DPRD Pati, Sukarno pun turut menanggapi hal tersebut. Ia mengatakan bahwa, banjir rob dan gelombang tinggi yang terjadi merupakan yang paling besar dari pada tahun sebelumnya.
“Menurut hitungan petani tambak, kondisi seperti ini disebut dengan istilah mongso kuwolu, termasuk air pasang. Kejadian Ini merupakan yang tertinggi dari pada tahun-tahun sebelumnya, di mana ketinggian gelombang sekitar 1,5 meter. Namun, saat ini rata-rata ketinggian gelombang mencapai 2 meter lebih,” ujarnya.
Ia menambahkan, bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah memprediksi gelombang tinggi yang terjadi. Akan tetapi, menurutnya, para petani tambak tidak siap menghadapinya.
DPRD Pati Ingin Pemerintah dan Petani Tambak Sadar Pentingnya Mangrove
“Ketinggian air pasang prakiraan BMKG sudah dirilis 2 Minggu sebelumnya kejadian. Tetapi hal ini diluar dugaan sehingga petani tambak kurang siap,” tambahnya.
Politikus dari fraksi Golkar ini pun meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati untuk segera memberikan bantuan kepada petani tambak yang terdampak rob sehingga mengalami banyak kerugian.
“Musibah tambak yang terendam akibat air pasang yang cukup tinggi sebenarnya sudah masuk ke dalam ranah bencana alam, sehingga Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah harus memberi bantuan kepada petani tambak yang terdampak,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Harianmuria.com)