BLORA, Harianmuria.com – Pasangan muda sumbang angka perceraian di Kabupaten Blora. Diketahui, pada tahun 2022 angka perceraian di Blora tembus dua ribu kasus.
Kepala KUA Kecamatan Todanan Kabupaten Blora Purwanto mengatakan, perceraian disebabkan banyak faktor. Antara lain pernikahan dini, ekonomi, perselingkuhan dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
“Ada yang diakibatkan sang suami malas bekerja. Ada juga penyebabnya suami bekerja, tapi tidak memberikan nafkah yang layak kepada istri,” ujarnya.
Kemudian, usia pasangan yang belum matang dalam menjalani rumah tangga juga menjadi faktor perceraian.
“Mereka belum terbiasa membangun konsep rumah tangga. Terutama apabila dibenturkan masalah ekonomi. Banyak yang belum siap menerima. Ada juga yang berselingkuh dan KDRT,” ujarnya.
Di sisi lain, ia mengatakan bahwa Pengadilan Agama (PA) Kabupaten Blora sudah sangat mempertimbangkan secara cukup dan seksama dalam mengadili perkara perceraian. Mediasi antara suami istri pun kerap dilakukan agar menghindari perceraian.
“Karena, perceraian itu akan mengakhiri lembaga perkawinan yang bersifat sakral, mengubah status hukum dari halal menjadi haram dan berdampak luas bagi struktur masyarakat dan menyangkut pertanggungjawaban dunia akhirat. Maka, perceraian hanya dapat dikabulkan jika perkawinan sudah pecah (broken marriage) dengan indikator yang secara nyata telah terbukti,” ujarnya. (Lingkar Network | Muhammad Eko – Harianmuria.com)