SEMARANG, Harianmuria.com – Setiap bulan Ramadan tiba, berbagai masjid selalu menyediakan menu khas untuk berbuka puasa. Begitu pula di Masjid Kampung Petolongan atau dikenal dengan Masjid Jami Pekojan di Semarang.
Masjid ini memiliki tradisi menyediakan menu Bubur India untuk berbuka. Tradisi tersebut sudah berjalan kurang lebih 100 tahun dan hingga kini terus dilestarikan.
Penyajian Bubur India untuk buka puasa sendiri berawal dari kebiasaan para pendiri Masjid Jami Pekojan yang berasal dari Gujarat, wilayah di India barat. Dahulu, mereka punya kebiasaan mengawali berbuka puasa dengan makan bubur sehingga muncul penyebutan Bubur India.
Usai Salat Zuhur, takmir masjid memulai pembuatan Bubur India yang dipersiapkan sejak pukul 10.00 WIB. Bumbu-bumbu yang digunakan antara lain bawang merah, bawang putih, kayu manis, daun serai, jahe, daun salam, dan tentu saja bahan utama beras.
Selama kurang lebih satu jam, bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam kuali besar yang dipanaskan menggunakan kayu bakar dan diaduk berkali-kali agar bubur matang merata.
“Dibutuhkan 20 kilogram beras untuk menyediakan lebih dari 300 porsi Bubur India setiap harinya,” kata Ahmad Paserin, marbot Masjid Jami Pekojan.
Setelah asar, Bubur India mulai dibagikan ke warga sekitar. Kemudian menjelang magrib, sejumlah takmir masjid menyiapkan mangkuk warna warni yang disediakan bagi jemaah yang berbuka di masjid.
Bubur India ini disajikan dengan lauk yang berganti-ganti setiap harinya, antara lain sayur kari dan telur rebus atau sambal goreng. Selain itu, sajian menu Bubur India ini dilengkapi dengan buah-buahan, kurma serta minuman teh atau cokelat.
Resep dan rasa dari Bubur India dipertahankan dan tak pernah berubah sejak 100 tahun lebih. Agus, warga yang berbuka di Masjid Jami Pekojan mnuturkan dirinya sangat menikmati sajian Bubur India.
“Selama tinggal di Semarang sejak lima tahun terakhir, saya sering berbuka di sini selama Ramadan. Buburnya enak, dan cita rasanya terjaga, tak pernah berubah,” ujar Agus.
(RIZKY S – Harianmuria.com)