PEKALONGAN, Harianmuria.com – TNI dan Polri aktif mendukung ketahanan pangan nasional dengan mengajak masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan untuk bercocok tanam. Langkah ini dinilai mampu mengurangi ketergantungan terhadap bahan pangan dari pasar serta meningkatkan kemandirian pangan rumah tangga.
Hal itu terungkap dalam diskusi dengan narasumber Serma Yulianto dari TNI dan AKP Turkhan dari Polri, Rabu (5/3/2025). Kegiatan yang dipandu konsultan pertanian Handono Warih itu bertempat di Koramil Karanganyar, Pekalongan.
Serma Yulianto menegaskan bahwa petani adalah ujung tombak ketahanan pangan, karena itu hidupnya harus sejahtera.
“Jika petani tidak sejahtera maka ketahanan pangan kita terancam. Pemerintah telah memberikan berbagai dukungan seperti subsidi pupuk serta penyerapan gabah oleh Bulog dengan harga Rp6.500 per kilogram,” katanya.
Menurutnya, ketahanan pangan tak hanya bergantung pada padi, tetapi juga komoditas lain seperti jagung dan hortikultura. “Saat ini, perhatian pemerintah terhadap petani cukup besar. Dengan program ini, diharapkan kesejahteraan petani terus meningkat,” ujarnya.
AKP Turkhan menambahkan, pemanfaatan lahan pekarangan adalah solusi nyata untuk mengurangi pengeluaran rumah tangga. “Apapun jenis tanamannya, yang penting bisa bermanfaat bagi keluarga,” katanya.
Ia menngungkapkan, program ini tidak hanya diterapkan di lingkungan TNI dan Polri, tetapi juga dapat diadopsi oleh masyarakat luas.
“Kalau kita bisa menanam cabai, tomat, dan sayuran sendiri, kita tak perlu beli di pasar. Ini langkah kecil yang berdampak besar,” tuturnya.
Selain itu, AKP Turkhan juga menyoroti pentingnya ketahanan pangan dalam menjaga stabilitas negara. “Logistik adalah faktor utama dalam pertahanan. Kalau pasukan siap bertempur tetapi tidak ada persediaan makanan, itu menjadi masalah,” ucapnya.
Sementara itu, Handono Warih mengatakan minat anak muda terhadap sektor pertanian mulai meningkat. “Dalam Youth Forum 2025, banyak pelajar hingga petani milenial yang mulai melirik pertanian sebagai profesi masa depan,” ujarnya.
Menurutnya, keterlibatan TNI dan Polri dalam program ketahanan pangan ini bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat, terutama generasi muda. “Lahan kosong yang tidak dimanfaatkan justru merugikan kita sendiri. Kita bisa belajar dari program ini untuk lebih mandiri dalam pangan,” tuturnya.
Baik TNI maupun Polri berharap program ini dapat diadopsi secara luas oleh masyarakat. “Jika setiap rumah memanfaatkan pekarangan, kita bisa lebih mandiri dan tidak perlu bergantung pada impor,” kata Serma Yulianto.
“Saya menanam cabai dan tomat di polybag, hasilnya cukup untuk kebutuhan sendiri. Bahkan, saya mengelola lahan orang tua yang terbengkalai selama tujuh tahun dan kini ditanami alpukat,” sambungnya.
(FAHRI AKBAR – Harianmuria.com)