PATI, Harianmuria.com – Busa tebal menutupi permukaan sungai di pintu air tepatnya di Dukuh Bibis, Desa Margorejo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Kejadian ini sempat menghebohkan warga dan viral di media sosial (medsos).
Menurut unggahan video akun Facebook Anton Eicho S, peristiwa tersebut terjadi pada Minggu sore (12/1/2025). Tampak dalam video berdurasi 42 detik itu, busa tebal meluap hingga menutupi permukaan sungai.
Warga memperkirakan busa tebal menutupi permukaan sungai hingga kurang lebih 400 meter. Selain itu, muncul dugaan busa tersebut berasal dari limbah industri. Akibat kejadian ini, banyak ikan di aliran sungai mati. Warga pun berharap dinas terkait dapat segera mengambil tindakan.
“Mohon dinas terkait ditindaklanjuti,” sebut warga dalam unggahan video tersebut.
Petugas pintu air Bendung Bibis, Kunarso menduga pencemaran air tersebut berasal dari limbah sampah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Banyuurip.
“Kemungkinan limbah dari TPA Banyuurip yang menyebabkan busa ini. Kalau air besar seperti ini, busa muncul. Hal seperti ini sudah sering terjadi,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa dampak pencemaran tersebut dirasakan langsung oleh petani setempat.
“Kalau air sungai ini disedot untuk sawah, tanaman bisa mati. Kemarin juga ada yang tanamannya mati. Bahkan, ikan-ikan di sungai juga ditemukan mati,” kata Kunarso.
Pintu air Bendung Bibis telah ditutup sementara waktu guna mencegah pencemaran meluas ke area lain. Meski demikian, busa masih terlihat hingga Senin pagi (13/1/2025), walaupun volumenya mulai berkurang.
Warga mendesak pemerintah daerah untuk segera bertindak menyelidiki dan menangani pencemaran ini. Mereka berharap limbah tidak lagi dibuang langsung ke sungai tanpa melalui proses pengolahan.
“Kalau limbahnya sudah diproses dan steril, tidak masalah. Tapi kalau seperti ini, sangat merugikan,” ujar Kunarso.
Selain itu, beberapa tanaman padi di sekitar sawah mulai tampak mengering akibat penggunaan air yang tercemar. Kondisi ini mengancam hasil panen petani yang sangat bergantung pada sungai tersebut sebagai sumber irigasi.
Dinas terkait diharapkan segera melakukan investigasi mendalam untuk memastikan sumber pencemaran. Langkah cepat sangat penting untuk memulihkan kondisi sungai dan mencegah pencemaran serupa terjadi di masa depan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pati Tulus Budiharjo mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan pengecekan langsung di lokasi kejadian.
“Ini kita ke lapangan. Mengecek di lokasi, kemudian menyusuri sumber-sumber yang menyebabkan terjadinya itu,” ujarnya saat dihubungi di Pati, Jawa Tengah, Senin (13/1/2025).
Untuk mengetahui penyebab adanya busa tersebut, pihaknya pun melakukan pengambilan sampel air untuk dilakukan uji di laboratorium.
“Ini kita belum bisa memberikan tanggapan, ‘kan harus ke lapangan dulu. Ini kita baru ngecek. Akan melakukan uji lab, dengan lab kita yang seadanya,” jelasnya.
Akibat busa tersebut, kata Tulus, ekosistem yang ada di air seperti ikan terganggu. Selain itu, warga di sekitar sungai juga banyak yang mengadu untuk segera dilakukan tindakan.
“(Ekosistem air) ya mestinya terganggu. Maka kita ambil sampel dulu,” tegasnya. (SETYO NUGROHO – Harianmuria.com)