BLORA, Harianmuria.com – Dalam rangka menurunkan angka stunting di Blora dan Covid-19, Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto memberikan sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) bagi masyarakat Desa Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora. Selain itu, kegiatan ini juga untuk mendukung program pemerintah terkait pencegahan stunting.
Dalam kesempatan itu, Edy mengatakan bahwa risiko stunting di Blora cukup tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan kerja keras semua pihak untuk mengatasi persoalan tersebut.
“Blora stuntingnya sudah mulai turun dari di atas 20% sekarang 7,87%. Saya kira kita harus kerja keras. Dan risiko stunting di Blora tinggi, maka Blora harus fokus dengan penanganan stunting,” ungkapnya.
BKKBN Pusat Nilai Angka Stunting di Rembang Rendah
Pihaknya pun juga menginginkan sumber daya manusia (SDM) di Kabupaten Blora memiliki daya saing. Sehingga, ketika bayi didalam kandungan maupun yang sudah lahir harus benar-benar diperhatikan gizinya.
“Hutannya sudah mulai habis. Minyak sudah mulai habis. Maka ketika ingin bangun Blora 2045 itu bayi mau lahir maupun sudah lahir harus benar-benar diperhatikan gizinya agar tidak terkena stunting,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Edy menjelaskan bahwa untuk membantu mengurangi angka stunting, Pemerintah Pusat saat ini sudah membentuk tim pendamping keluarga setiap desa minimal tiga orang. Hal ini untuk memetakan keluarga mana yang mempunyai risiko stunting. Selanjutnya, diintervensi secara khusus di bawah koordinasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
“Tahun 2022 pemerintah juga telah menambah anggaran untuk menangani stunting hingga angka Rp 10 miliar di Kabupaten Blora, sehingga deteksi dini keluarga yang mengalami stunting dan juga didampingi sampai keluarga tersebut punya kemandirian dalam penanganan,” jelasnya. (Lilik Yuliantoro | Lilik Yuliantoro – Harianmuria.com)