Harianmuria.com – Selain dikenal memiliki manfaat bagi kesehatan fisik, dari segi medis berpuasa juga dapat menjaga kesehatan mental. Seperti yang sudah diketahui, puasa merupakan bentuk melatih diri untuk melawan dan menahan nafsu agar tidak menguasai diri.
Salah seorang Psikolog non muslim bernama Justin Thomas, seorang Profesor Psikologi di Zayed University pernah mengatakan, apabila seseorang melakukan puasa selama dua dekade maka ia akan merasakan manfaat puasa bagi kesehatan mentalnya.
Membahas tentang kesehatan mental, menurut survey National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) menyebut bahwa 1 dari 3 remaja dengan rentan usia 10-17 tahun di Indonesia memiliki masalah kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir.
Jumlah survei tersebut setasa dengan 15,5 juta remaja dalam satu negara. Lalu 1 dari 20 remaja usia 10-17 tahun di Indonesia mengalami gangguan mental, angka ini setara dengan 2,45 juta remaja dalam negeri.
Maka dari itu, tidak ada yang tahu luka batin masing-masing jika bukan dirinya sendiri. Namun yang lebih penting dari mengobati, ada baiknya untuk selalu melakukan pencegahan. Salah satunya dengan melakukan puasa, mengingat manfaatnya yang juga bagus untuk kesehatan mental.
Manfaat puasa bagi kesehatan mental
1. Meningkatkan suasana hati
Menghimpun dari beberapa sumber, seseorang yang melakukan puasa intermiten selama 3 bulan intens akan merasakan penurunan ketegangan, kemarahan, dan kebingungan. Bahkan ada juga yang mengaitkannya dengan meningkatnya kesejahteraan emosional dan depresi secara signifikan setelah melakukan puasa intermiten.
Ini baru pola puasa intermiten, bagaimana jika diterapkan puasa sunah seperti puasa Senin Kamis, puasa Ayamul Bid, dan seterusnya.
2. Menjauhkan diri dari kebiasaan negatif
Dalam Islam tentu dijelaskan bahwa selama menjalankan puasa, orang tersebut tidak diperkenankan melakukan maksiat. Meskipun pada dasarnya hal itu harus dilakukan pula ketika tidak sedang melakukan puasa.
Namun yang jelas dengan berpuasa, diri akan terlatih untuk mengontrol hal-hal buruk atau negatif terjadi. Entah itu marah, berdebat, berkelahi, ataupun bernafsu.
3. Mengurangi stres
Menurut Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Jiwa FKKMK UGM dr Ronny Tri Wirasto, Sp.KJ mengatakan, puasa berpengaruh dalam mengurangi perasaan setres. Sebab orang yang berpuasa cenderung memiliki jadwal makan yang teratur. Sehingga konsumsi makanan seperti lemak, karbohidrat, dan lain-lain dapat menurun.
4. Meningkatkan kemampuan memori
Saat berpuasa, energi yang biasanya digunakan untuk mencerna makanan dialihkan oleh otak. Mungkin saat hari pertama puasa manfaat ini tidak langsung dapat dirasa, tapi dalam kurun waktu tertantu efeknya dapat terasa.
Seseorang yang sering melakukan puasa daya otaknya akan terasah. Karena otak akan mendapatkan akses aliran darah yang bersih, sehingga pikiran pun menjadi jernih dan membuat memori lebih baik serta meningkatkan ketajaman indera.
5. Meningkatkan rasa bahagia melalui bersyukur
Teori yang dikemukakan oleh Justin Thomas bahwa ketika membandingkan diri dengan orang lain, manusia akan cenderung membandingkan ‘ke atas’ atau ‘ke bawah’. Perbandingan itupun lalu membuat manusia menjadi mudah merasa depresi.
Sebaliknya, jika membandingkan diri dengan orang yang kurang mampu atau perbandingan ‘ke bawah’, justru akan membuat seseorang menjadi bersyukur.
6. Mengobati dan menghindari penyakit mental
Pada 1972, seorang direktur dari Moscow Pshichiatric Institute mengatakan bahwa terapi puasa sukses menyembuhkan lebih dari 7 ribu pasien penyakit mental, termasuk skizofrenia. Selain itu, puasa pun dapat menjadi pencegah penyakit mental. Mengingat dalam puasa diajarkan untuk kontrol dan penguasaan diri yang kuat. Sehingga kesadaran tersebut dapat menghindari resiko depresi.
Ternyata manfaat puasa tidak hanya dapat dirasakan oleh tubuh tapi juga otak, mental, dan batin manusia. Bahkan dengan puasa, segala kemungkinan buruk mengenai permasalahan mental dapat dicegah agar tidak sampai terlanjur parah. (Harianmuria.com)