KUDUS, Harianmuria.com – Salah satu warisan budaya khas dari Kabupaten Kudus, bordir icik, masih terus dipertahankan keasliannya melalui teknik manual yang langka. Kerajinan ini dikenal dengan motif detail, rapi, dan eksklusif yang hanya bisa dihasilkan lewat mesin bordir manual atau dikenal dengan mesin icik.
Salah satu pengrajin yang konsisten menjaga keaslian kerajinan ini adalah Bordir Kudus Dahlia, milik Saadah, yang telah berdiri sejak tahun 1988. Berawal dari hobi menggambar motif dan keinginan mengisi waktu luang, Saadah akhirnya mengembangkan usaha bordir icik dari lingkungan sekitar yang memang banyak dihuni perajin bordir.
“Saya suka menggambar motif. Di kampung sini banyak yang bisa bordir icik, jadi saya coba kembangkan jadi usaha,” ungkap Saadah.
Usaha rumahan yang berlokasi di Jalan Sukun Raya No 23, Desa Penganjaran, Kecamatan Bae, Kudus ini telah berkembang menjadi produsen bordir icik pilihan, bahkan menjadi langganan para tokoh nasional.
Teknik bordir icik menggunakan sinkronisasi tangan dan kaki dalam pengoperasian mesin manual. Proses ini menuntut ketelitian tinggi dan menciptakan motif kerancang kecil-kecil yang khas.
“Bordir icik itu beda karena semua harus teliti. Gerakan mesin dikontrol tangan dan kaki secara bersamaan,” jelasnya.
Awalnya, produk Bordir Kudus Dahlia dipasarkan ke Tanah Abang, Jakarta, dan mendapat sambutan positif dari pasar. Seiring waktu, bordir icik dari Kudus ini mulai dikenal luas hingga dipakai oleh tokoh-tokoh nasional seperti Iriana Jokowi, Puan Maharani, dan Yeni Wahid.
Bordir Kudus Dahlia tak hanya memproduksi kebaya, tetapi juga berbagai produk kreatif seperti mukena, jilbab, sepatu dan tas bordir, serta aksesori rumah tangga (taplak meja, tudung saji, tempat tisu).
Seluruh produk dibuat dari bahan berkualitas, dengan harga mulai dari Rp250 ribu hingga lebih dari Rp4 juta tergantung tingkat kerumitan dan jenis bahan.
“Sekitar 80 persen produk kami masih dibuat secara manual, 10 persen semi manual, dan sisanya dengan mesin. Kami ingin mempertahankan ciri khas bordir icik asli Kudus,” ungkap Saadah.
Dengan teknik tradisional yang terus dijaga, Bordir Kudus Dahlia menjadi contoh nyata bagaimana warisan budaya bisa tetap hidup dan relevan di tengah zaman modern.
(NISA HAFIZHOTUS SYARIFA – Harianmuria.com)