PATI, Harianmuria.com – Husaini salah seorang aktivis lingkungan menyoroti permasalahan alih fungsi lahan di Kabupaten Pati. Ia meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati untuk memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) terkait alih fungsi lahan memperparah kerusakan lingkungan.
“Perencanaan pembangunan yang bisa menjadi ancaman harus menjadi perhatian pemerintah. Alih fungsi lahan, hutan ke tanaman semusim dan pertambangan,” ujar Husaini dalam Fokus Grup Diskusi (FGD) Tematik dengan tema “Pengurangan Risiko Bencana melalui Pelestarian Lingkungan untuk Mewujudkan Resiliensi Berkelanjutan” yang digelar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pati, Rabu (22/11/2023).
Ia yang menjadi narasumber dalam FGD tersebut menilai, alih fungsi lahan yang semula kawasan hutan dijadikan lahan pertanian menimbulkan risiko bencana banjir, tanah longsor, bahkan kekeringan. Sehingga, menurut dia, kota berjuluk Bumi Mina Tani itu bisa semakin rawan bencana.
Tak hanya itu, kata dia, alih fungsi hutan menjadi lahan pertambangan juga memperparah risiko bencana alam. Terlebih, jika pertambangan terus merajalela tanpa adanya analisis dampak lingkungan.
“RPJP juga harus sinkronisasi data dan informasi. Bappeda dan BPBD punya data ancaman bencana. Tapi valid mana dan digunakan untuk apa?” ucapnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bappeda Kabupaten Pati Muhtar mengatakan bahwa penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) memang harus memperhatikan berbagai risiko bencana alam yang ada di Kabupaten Pati.
“Ini untuk menyusun rencana jangka panjang Kabupaten Pati. Ini dilakukan karena Pati rawan bencana cukup tinggi,” ujar Muhtar.
Ia berharap, Fokus Grup Diskusi (FGD) yang menghadirkan aktivis lingkungan, tokoh masyarakat, organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, dan akademisi bisa memberikan solusi terkait penanganan risiko bencana alam di Pati.
“Diharapkan dokumen perencanaan kita lebih strategis, aktual, holistik sehingga penanganan bencana bisa akurat dan maksimal. Karena banjir dan kekeringan di Kabupaten Pati masih sering terjadi,” tuturnya. (Lingkar Network | Setyo Nugroho – Harianmuria.com)