KAB. SEMARANG, Harianmuria.com – Pesantren kini tak lagi identik hanya dengan pendidikan agama. Yayasan Pesantren Islam Al Irsyad Tengaran di Kabupaten Semarang membuktikan hal itu dengan prestasi luar biasa: lulusan santrinya diterima bekerja dan melanjutkan studi di 16 negara, termasuk Arab Saudi, setiap tahun.
Capaian ini menempatkan Al Irsyad Tengaran sebagai salah satu pesantren unggulan yang sukses mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan kompetitif di tingkat global.
Santri Al Irsyad Tembus 16 Negara dan Kampus Ternama
Ketua Pengurus Yayasan, Thoriq Abdat, menjelaskan bahwa lulusan pesantren Al Irsyad tak hanya menempuh pendidikan tinggi di luar negeri, tetapi juga diterima di berbagai universitas bergengsi di dalam negeri, seperti UI, UGM, UNDIP, dan lainnya.
“Setiap tahun, sekitar 40 hingga 45 santri diterima bekerja atau melanjutkan studi di Madinah, Arab Saudi. Secara total, sudah ratusan yang tersebar di 16 negara,” ujar Thoriq, Minggu, 13 Juli 2025.
Pendidikan Komplet: Dua Ijazah dan Penjurusan IPA
Pesantren ini memberikan pendidikan terpadu. Santri mendapatkan dua ijazah, yakni dari pemerintah dan dari lembaga pesantren. Bahkan mulai 2025, Al Irsyad membuka penjurusan IPA di tingkat Madrasah Aliyah (MA) untuk memperkuat kompetensi akademik santri.
“Kami tidak hanya fokus pada agama. Santri juga dibekali keterampilan, pemantapan bahasa asing, dan kurikulum sains. Ini bagian dari komitmen kami membentuk santri siap bersaing,” tambahnya.
Dari 1.610 pendaftar tahun ini, hanya 580 santri yang diterima, baik putra maupun putri, dari berbagai provinsi seperti Jabodetabek, Riau, dan wilayah lainnya di Indonesia.

Pemkab Semarang Apresiasi: Santri Jadi SDM Unggul
Plt Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikbudpora) Kabupaten Semarang, M Taufiqurrahman, mengatakan bahwa capaian ini sangat diapresiasi oleh Pemerintah Kabupaten Semarang.
“Yayasan ini sudah meluluskan 2.486 santri, dan banyak yang diterima di luar negeri. Ini sangat sejalan dengan visi Bupati Ngesti Nugraha dalam menciptakan SDM unggul dan bertaqwa,” jelasnya.
Pemkab Semarang juga memberikan dukungan melalui program BOS Pendamping dan BOS Penghargaan, serta insentif bagi para pendidik.
Lawan Stigma: Ponpes Bukan Hanya Belajar Agama
Menurut Thoriq, masih banyak masyarakat yang menganggap pesantren hanya mengajarkan pelajaran agama. Padahal, kurikulum di Al Irsyad juga mengintegrasikan pelajaran umum dan keterampilan modern.
“Kami ingin masyarakat paham bahwa lulusan ponpes juga bisa kuliah di kampus top atau kerja di luar negeri. Kami bahkan punya cita-cita membangun universitas sendiri,” tegasnya.
Thoriq menambahkan, nilai minimal 90 menjadi salah satu syarat masuk untuk menjaga kualitas lulusan pesantren. “Bersekolah di ponpes bukan penghalang meraih cita-cita. Justru ini keunggulan, karena santri kami punya bekal ilmu dunia dan akhirat,” pungkasnya.
(LINGKAR NETWORK – Harianmuria.com)