JEPARA, Harianmuria.com – Sebanyak 515 karyawan perempuan PT Parkland World Indonesia (PWI) Jepara menerima layanan Keluarga Berencana (KB) gratis dalam program akseptor KB. Layanan berlangsung selama tiga hari, sejak Rabu (7/5/2025) hingga Jumat (9/5/2025).
Program tersebut diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Jepara. Layanan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Buruh Internasional.
Dalam kegiatan tersebut, ratusan buruh perempuan menerima berbagai jenis layanan KB seperti edukasi, konseling, dan pemasangan alat kontrasepsi di lingkungan perusahaan mereka.
Kepala Perwakilan BKKBN Jateng Eka Sulistia Ediningsih menjelaskan, program ini bertujuan tidak hanya mengatur kehamilan, tetapi juga menjaga kesehatan reproduksi, menurunkan angka kematian ibu dan anak, serta meningkatkan kualitas hidup keluarga, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009.
Eka menambahkan, buruh perempuan menjadi target strategis dalam memperluas jangkauan pelayanan KB karena sektor industri memiliki potensi besar dalam mendukung program ketahanan keluarga dan pengendalian pertumbuhan penduduk.
“Ini bagian dari pelayanan langsung ke tempat kerja sebagai upaya meningkatkan akses KB bagi pekerja,” ujarnya.
Bupati Jepara Witiarso Utomo mengapresiasi langkah BKKBN dalam memberikan pelayanan langsung kepada buruh. Menurutnya, upaya ini telah berkontribusi positif terhadap pengendalian angka kelahiran di Kabupaten Jepara yang saat ini berada di bawah rata-rata nasional.
“Alhamdulillah capaian pelayanan KB di Jepara sudah sangat baik. Angka kelahiran sudah berada di bawah rata-rata nasional, yakni 2,01 dari standar 2,1,” kata Mas Wiwit, sapaan akrabnya.
Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Jepara, Muh Ali, pelayanan serentak ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya program KB.
Ali menambahkan, pelayanan ini sekaligus menjadi bentuk kepedulian pemerintah terhadap peningkatan kesejahteraan buruh melalui pendekatan kesehatan reproduksi yang komprehensif.
“Program ini bukan hanya tentang kontrasepsi, tetapi juga tentang menjaga ketahanan dan keharmonisan keluarga para pekerja,” pungkasnya.
Pada hari pertama pelayanan, tercatat 191 buruh memilih implan, 44 menggunakan IUD, 60 menggunakan pil KB, 38 suntik KB, dan 11 menerima kondom. Pelayanan dilanjutkan pada dua hari berikutnya dengan suntik KB kepada 10 akseptor dan pembagian pil KB kepada 161 akseptor.
(TOMI BUDIANTO – Harianmuria.com)