JEPARA, Harianmuria.com – Program penambahan hutan kota baru di Kabupaten Jepara sampai saat ini dalam proses penanaman vegetasi dengan tanaman perintis yang memiliki ketahanan hidup kuat, seperti pohon akasia dan waru.
“Saat ini masih proses penanaman tanaman perintis yang jika kondisi unsur haranya miskin dia masih bisa hidup, seperti pohon akasia dan waru,” ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jepara Aris Setiawan melalui Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Pencemaran dan Pemeliharaan Lingkungan Hidup (P3LH) Nexson Manullang, Selasa, 29 Oktober 2024.
Ia mengaku mengalami kendala dalam penanaman pohon di hutan kota yang baru. Selain faktor dari tanah yang tandus dan cuaca ekstrem, angin laut ketika baratan juga sangat memengaruhi perkembangan tanaman di hutan kota yang baru.
“Jadi tidak semua pohon bisa ditanam di sana, karena tanah yang tandus dan angin laut ketika baratan juga memengaruhi pertumbuhan tanaman. Harapannya dengan tanaman perintis tersebut dapat mengurai tanah dan menjadi tameng dari angin baratan. Setelah itu baru kita munculkan tanaman lainnya,” jelasnya.
Nexson Manullang menyebut setidaknya membutuhkan waktu 5-6 tahun agar hutan kota yang baru dapat ditata dengan baik seperti hutan kota yang ada di Stadion Gelora Bumi Kartini (GBK).
“Targetnya lima sampai enam tahun baru bisa ditata. Karena saat usia di bawah 5 tahun tanaman itu ‘kan antara hidup dan mati. Jadi sesudah lima tahun kita baru bisa melihat tanaman itu dapat bertahan di sana. Konsepnya nanti kemungkinan sama dengan hutan kota yang lama,” terangnya.
Pihaknya juga akan berkolaborasi dengan warga, pecinta alam, hingga dinas terkait untuk pembangunan hutan kota kedua di Jepara ini.
“Saya punya harapan hutan kota bisa diakses masyarakat dengan berbagai fasilitas, penerangan, hingga wifi sebagai area publik yang nyaman,” tuturnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Harianmuria.com)