PATI, Harianmuria.com – Tingginya angka pengangguran di Kabupaten Pati disebut turut dipengaruhi oleh perilaku tenaga kerja dari generasi Z (Gen Z) yang bekerja di sektor industri. Generasi kelahiran 1997–2012 ini dinilai kurang memiliki daya tahan dalam menghadapi tantangan dunia kerja, sehingga banyak yang mengundurkan diri di hari-hari awal kerja.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Pati, Bambang Agus Yunianto, usai mengevaluasi kondisi ketenagakerjaan di beberapa perusahaan besar di wilayah Pati, Jumat, 4 Juli 2025.
“Ada pekerja dari Gen Z yang baru masuk kerja di pabrik, tapi hanya bertahan tiga hari atau maksimal satu minggu. Bahkan ada sarjana yang baru dua hari kerja di kantor langsung keluar,” ungkap Bambang.
Bambang menyebut, di beberapa pabrik besar seperti PT Hwaseung Indonesia (HWI) dan PT Sinar Indah Kertas, dari 1.000 pekerja yang diterima, sekitar 200 orang keluar setiap tahunnya. Fenomena ini dinilai bisa mengganggu stabilitas dan efektivitas produksi di sektor industri.
Menurutnya, pengaruh media sosial dan gaya hidup digital membuat Gen Z cenderung tidak sabar menghadapi tekanan kerja dan lebih mudah terpengaruh untuk mencari kenyamanan secara instan.
“Mereka merasa tidak nyaman kerja karena pengaruh handphone. Ini jadi tantangan besar bagi dunia kerja dan perlu pendekatan khusus,” tambahnya.
Di tengah tantangan tersebut, Bambang tetap berharap angka penyerapan tenaga kerja terus meningkat di Pati. Salah satu pabrik garmen di daerah tersebut diketahui membuka lowongan hingga 25 ribu orang, dan menargetkan 15 ribu tenaga kerja direkrut pada akhir bulan ini.
“Kami harap kondisi ekonomi global tidak menghambat target rekrutmen. Banyak perusahaan siap menyerap tenaga kerja lokal,” tutupnya.
(SETYO NUGROHO – Harianmuria.com)