JEPARA, Harianmuria.com – Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) jenjang Sekolah Dasar (SD) se-Jawa Tengah (Jateng) resmi digelar di Gedung Wanita Jepara, Selasa, 22 Oktober 2024.
Dalam FTBI ini, ada tujuh cabang perlombaan, yaitu lomba menulis cerpen, pidato, mendongeng, komedi tunggal, tembang macapat, menulis aksara Jawa, dan membaca geguritan dengan berbahasa Jawa semuanya.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Syarifuddin menyampaikan, jika kegiatan FTBI merupakan kegiatan revitalisasi bahasa daerah dan menjadi puncak pembelajaran bahasa daerah bagi para pelajar. Dengan begitu, diharapkan tertanam rasa cinta dan bangga akan berbahasa daerah.
“Kalau bukan kita yang merawat bahasa daerah siapa lagi. Mari kita rawat dan lestarikan bahasa ini bersama-sama,” kata Syarifuddin saat memberikan sambutan.
Ia menambahkan jika program revitalisasi melalui FTBI ini sudah ada sejak tahun 2021. Bagi para pemenang pada event tingkat provinsi, akan diundang selebrasi tingkat nasional.
Ia juga menegaskan jika sertifikat nasionalnya nantinya bisa digunakan untuk mendaftar sekolah melalui jalur prestasi, tanpa mengikuti tes terlebih dahulu. Maka ia meminta para peserta untuk bersungguh-sungguhlah dalam setiap perlombaan, guna mendapatkan hasil terbaik dan menjadi juara sejati.
Sementara itu, PJ Bupati Jepara, Edy Supriyanta menyampaikan rasa bangga dan terima kasih telah menunjuk Kabupaten Jepara untuk menjadi tuan rumah FTBI pertama kali diselenggarakan di luar Semarang.
“Selesai acara FTBI, jangan lupa mengunjungi destinasi wisata kami, dan belanja produk UMKM kami,” kata Edy.
Festival Tunas Bahasa Ibu Jateng 2024 akan Digelar di Jepara
Catatkan Rekor MURI
Kegiatan ini juga berhasil memecahkan penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yang bertajuk “Menulis Pitutur Luhur dengan Aksara Jawa di Daun Lontar Terbanyak” dengan jumlah 3.386 daun lontar, juga dilaksanakan di Gedung Wanita Jepara.
Para peserta pemecahan Rekor MURI terdiri dari satu siswa, satu siswi dan satu Guru Muda (Kartini Muda) dari SD se-Kabupaten Jepara.
Total ada 556 SD, dimana setiap SD menulis lima pitutur di atas daun lontar, maka akan terkumpul 2.780 daun lontar. Kemudian ada peserta tambahan dari peserta Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang merupakan perwakilan dari 35 kabupaten/kota se Jawa Tengah.
“Sebanyak 55 pejabat di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Jepara beserta jajaran Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) Kabupaten Jepara,” ungkap Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Syarifuddin.
Sebanyak 1.500 pitutur luhur yang akan ditulis oleh para peserta rekor MURI. Adapun contoh pitutur luhur, diantaranya Tut Wuri Handayani, Ojo Adigang, Adigung, Adiguna dan lainnya.
“Seluruh peserta diberikan waktu selama 30 menit untuk menulis. Nanti hasilnya akan dikumpulkan dan dijadikan satu, kemudian didokumentasikan oleh Pemkab Jepara serta disimpan di Museum RA Kartini,” tambahnya.
Ia menjelaskan tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk mengajak generasi muda, dimana saat ini para peserta merupakan anak-anak SD, untuk mengenal pitutur luhur Jawa. Selain itu, juga untuk mengimplementasikan pitutur tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami juga mengenalkan masyarakat, jika daun lontar bisa dijadikan media untuk menulis,” ungkapnya.
Ia berharap dengan adanya kegiatan ini, mampu menjaga eksistensi Bahasa Jawa dan Aksara Jawa dimasa yang akan mendatang.
Sementara itu, Kepala MURI Semarang Ari Andriani menyampaikan jika kegiatan MURI kali ini merupakan rekor keempat yang dicatatkan oleh Kabupaten Jepara di bawah kepemimpinan Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta dalam kurun waktu 3 bulan.
“Penulisan pitutur Jawa dengan Aksara Jawa di atas daun lontar merupakan pertama kali di Indonesia, bahkan dunia,” kata Andriani saat memberikan keterangan kepada awak media. (Lingkar Network | Muhammad Aminudin – Harianmuria.com)