PATI, Harianmuria.com – Nasi Gandul dan Soto Kemiri, makanan khas Kabupaten Pati pernah diajukan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), namun usulan tersebut ditolak. Hal ini diungkap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pati melalui Pamong Budaya Revita Puspita Hadi.
Revita mengaku telah mengusulkan kedua makanan khas Bumi Mina Tani itu ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Sayangnya, usulan tersebut ditolak lantaran kurangnya bukti yang akurat.
Dirinya menjelaskan, untuk dapat diakui sebagai warisan budaya ada kriteria khusus yang harus dipenuhi. Di antaranya adalah perlunya penelitian ilmiah, para ahli, dan saksi sejarah.
“Kemarin juga kita usulkan Nasi Gandul dan Soto, tetapi tidak lolos. Karena masuk di WBTB itu sudah harus ada penelitian karya ilmiah dan itu susah. Generasi penerusnya juga sangat kurang, banyak yang sudah meninggal,” kata Revita, Selasa (21/12).
Kurangnya generasi muda yang mewarisi Soto ataupun Gandul inilah yang menjadi faktor utama gagalnya kedua kuliner asli Pati itu untuk diakui menjadi WBTB.
Ditambah, kuliner seperti Soto ini cukup banyak terdapat di tiap kota. Sehingga, banyak kesamaan dan tidak ada keunikan khusus dari Soto Kemiri.
“Kalau soto kan tiap kota punya ciri khas sendiri, seperti Soto Kudus, Soto Lamongan, ataupun Soto Boyolali. Sehingga, sulit bagi Soto Kemiri untuk ditetapkan sebagai warisan budaya,” imbuhnya.
Hal ini berbeda ketika Disdikbud mengajukan Wayang Topeng dan Batik Bakaran sebagai WBTB.
Revita menjelaskan, kedua karya seni tersebut dapat dengan mudah diakui sebagai WBTB karena memang memiliki keunikan dan ciri khas yang berbeda dengan kesenian di daerah lain.
“Seperti Batik kan ada filosofinya sendiri. Mengisahkan awal mula batik datang ke Juwana. Bisa dicerikan oleh sejarawannya sendiri,” jelasnya.
Sebagai informasi, beberapa waktu lalu, Disdikbud melakukan pameran di Taman Budaya Surakarta dalam rangka memperkenalkan kebudayaan Pati kepada khalayak umum. (Lingkar Network | Arif Febriyanto – Harianmuria.com)