NGAWEN, Harianmuria.com – Nasib nahas dialami DW, salah satu pegawai Bank Rakyat Indonesia (BRI) Ngawen. Ia babak belur dianiaya nasabah saat menagih utang di Desa Talokwohmojo, Ngawen, Blora.
Kejadian bermula saat DW mendatangi rumah nasabah berinisial MN (71) untuk menagih utang yang telah jatuh tempo belum lama ini. Namun, MN yang diduga emosi karena merasa malu ditagih di rumah, tiba-tiba menyerang DW.
Akibatnya, korban mengalami luka memar di bagian wajah dan tubuh akibat pukulan pelaku. Korban memar di pipi sebelah kiri, kepala bagian belakang, pundak; luka di dahi; memar serta sakit di perut dan punggung; dan gigi dalam berdarah.
“Kalau saya tidak lari, nyawa saya bisa melayang,” ungkapnya kepada wartawan.
Menurut DW, pelaku memukul dirinya secara berulang kali. Ia pun sempat berteriak minta tolong, sehingga warga sekitar berdatangan.
“Karena saya dipukuli dan takut, saya teriak minta tolong berulang kali.” tambahnya.
Usai lolos dari penganiayaan itu, korban berusaha menghubungi temannya. Selanjutnya ia dibawa ke Polsek Ngawen untuk melaporkan penganiayaan tersebut. Setelah membuat pengaduan di Polsek, ia diantar temannya ke rumah sakit.
DW berharap pelaku diproses hukum dengan Pasal Penganiayaan dengan hukuman seadil-adilnya. Apalagi saat ini ia masih mengalami trauma atas kejadian tersebut.
“Saya masih takut saat datang menemui nasabah,” tuturnya.
Kapolsek Ngawen AKP Lilik Eko Sukaryono menyatakan kasus ini sudah ditangani pihak kepolisian. Pelaku juga sudah ditetapkan sebagai tersangka.
AKP Lilik menambahkan, penganiayaan ini dipicu karena nasabah memiliki temperamen tinggi. “Utang jatuh tempo, ditagih, terus emosi,” ungkapnya.
Agar kejadian ini tidak terulang, Kapolsek mengimbau masyarakat untuk menjaga komunikasi dengan baik. “Terpenting komunikasi yang baik saja dengan petugas, kalau baik, petugas akan memberi kebijakan tertentu,” imbuhnya.
(SUBEKAN – Harianmuria.com)