KUDUS, Harianmuria.com – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus berupaya menekan jumlah angka stunting yang kini mencapai 19 persen. Untuk menekan kasus stunting, pihaknya menargetkan angka penurunan hingga 14 persen di tahun 2024 nanti.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) DKK Kudus, Nuryanto mengatakan, pihaknya akan menerapkan program intervensi spesifik. Program tersebut merupakan penanganan stunting mulai dari skrining hemoglobin dan pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri.
“Kemudian untuk calon pengantin juga kita skrining tripel eliminasinya. Hal itu untuk kesiapan melaksanakan pernikahan dan juga reproduksi,” jelasnya.
Setelah itu, skrining di ranah kehamilan juga turut diintensifkan. Asupan gizi bagi ibu hamil maupun bayi yang baru lahir juga akan diperhatikan.
“Asupan gizi terutama protein hewani yang tinggi harus dikonsumsi kepada ibu hamil. Sebab, pembentukan sel otak itu pada bayi usia 0 sampai dua tahun ini, sangat dominan,” ungkapnya.
Menurutnya, pembentukan otak itu kontribusinya 80 persen di usia seribu pertama kehidupan. Sementara, usia dua tahun sampai lima tahun, kontribusi pembentukan otaknya hanya 20 persen.
“Kami juga menggandeng perusahaan swasta di Kudus untuk ikut penanganan stunting. Kemarin juga ada CSR dari beberapa perusahaan dan bank itu sudah memberikan PMT atau makanan tambahan kepada anak-anak yang stunting,” imbuhnya.
Dia pun menggalakkan agar setiap puskesmas di Kudus bisa melaksanakan aksi cegah stunting. Seperti yang saat ini sudah diterapkan di puskesmas percontohan, yakni di Desa Glagahwaru, Kecamatan Undaan.
“Penimbangan serentak sudah dijalankan. Di bulan yang sama Pokjanal Posyandu Kudus juga sudah dikuatkan dan dicanangkan oleh Ibu Mawar Hartopo sebagai upaya penurunan stunting di Kudus,” imbuhnya. (Lingkar Network | Nisa Hafizhotus Syarifa – Harianmuria.com)