KUDUS, Harianmuria.com – Bulan Ramadan menjadi momentum bagi siswa tunanetra di Pusat Pelayanan Sosial Disabilitas Netra (PPSDN) Kudus untuk memperdalam ilmu agama, terutama dalam membaca Al-Qur’an Braille.
Dengan metode khusus, para siswa diajarkan membaca huruf Arab Braille melalui teknik talaqqi atau pembacaan secara langsung dengan bimbingan guru.
Guru pengaji Al-Qur’an Braille Yusi Susanto mengatakan, kegiatan ini diawali dengan salat Tarawih berjemaah, dilanjutkan dengan tadarus Al-Qur’an dan pembelajaran hukum Islam seperti fikih dan tafsir.
“Pembelajaran difokuskan pada pembacaan Al-Qur’an Braille dengan metode talaqqi, di mana kami memberikan contoh dalam pengucapan, lalu siswa tunanetra meneruskannya,” ujarnya, Kamis (20/3/2025).
Menurutnya, pembelajaran membaca Al-Qur’an Braille membutuhkan waktu yang berbeda bagi setiap siswa, tergantung pada kemampuan mereka dalam memahami metode yang digunakan.
“Waktu pembelajaran bisa bervariasi, ada yang bisa dalam seminggu, ada juga yang membutuhkan waktu lebih lama,” imbuh Yusi.
Salah satu siswa PPSDN Kudus, Arum Februari, mengaku senang bisa mengikuti kegiatan ini. Baginya, meskipun memiliki keterbatasan penglihatan, membaca Al-Qur’an Braille bukanlah hal yang sulit jika sudah terbiasa.
“Setelah salat Zuhur, biasanya ada kultum. Hari ini saya belajar baca tulis Arab Braille. Malamnya ada salat Tarawih dan tadarus. Saya berharap bisa menjadi hamba yang lebih taat dan ibadah puasa saya lancar,” ungkap Arum.
Kepala PPSDN Kudus Sundarwati mengatakan, semangat para siswa dalam mengikuti tadarus sangat tinggi. Bahkan, mereka tidak perlu diperintah untuk berkumpul di musala setelah berbuka puasa.
“Mereka sangat antusias dan hampir tidak ada yang absen selama bulan Ramadan. Habis berbuka, mereka langsung ke musala tanpa perlu kami panggil,” ucapnya.
(FAHTUR ROHMAN – Harianmuria.com)