KUDUS, Harianmuria.com – Pengenalan baca tulis pegon atau arab gundul perlu dilakukan secara kreatif dan menyenangkan karena dinilai lebih efektif untuk menunjang pembelajaran ilmu agama.
“Mengenalkan baca tulis pegon kepada anak-anak perlu dilakukan untuk menunjang belajar ilmu agama. Membaca pegon juga mendorong anak lancar membaca Al-Quran dan sebaliknya,” ungkap Founder Bimbel Ajib sekaligus Kaprodi Piaud UIN Salatiga, Muhammad Rozikan, saat launching dan pelatihan Bimbingan Belajar “Ayo Ngaji Pegon (AJIP) di Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, pada Selasa, 11 Juli 2023.
Rozikan mengatakan bahwa pengenalan baca tulis pegon melalui kegiatan bimbel ini diharapkan dapat menjadi metode dan strategi baru dalam mengenalkan huruf pegon kepada anak.
“Tujuh strategi kreatif yang diformulasikan oleh Ajib ini diseminasikan kepada para peserta pelatihan dari setiap unit AJIP yang tersebar di Kudus, Pati dan Jepara” jelasnya.
Ketujuh strategi pengenalan arab gundul di antaranya mulai dari berdoa, ice breaking lagu, repetisi atau pengulangan, membaca modul, evaluasi, menulis hingga permainan.
“Supaya anak bisa belajar pegon dengan lancar, kreatif dan gembira, maka terbentuklah tujuh langkah istimewa ini yang membedakan AJIP dengan bimbel lain,” ujarnya.
Ia menyebut pendirian AJIP berawal dari keresahan pribadi dan istrinya melihat metode belajar pegon yang stagnan. Menurutnya, pembelajaran pegon yang dilakukan secara klasikal saja kurang menarik dan dapat menyebabkan anak mudah jenuh.
Untuk itu ia memformulasikan pengenalan huruf pegon secara berjenjang mulai dari jilid satu hingga jilid tujuh. Ia lebih menekankan hasil belajar supaya anak dapat menguasai baca tulis pegon, huruf vokal, huruf mati, hingga membaca pegon lancar.
“Harapannya puluhan unit AJIP yang ikut pelatihan ini juga dapat menyebarkan metode ini di daerahnya, mem-branding AJIP dan mendorong agar pegon tetap menjadi materi yang menyenangkan bagi anak,” tandasnya. (Lingkar Network | Ihza Fajar – Koran Lingkar)